Pemantauan Hilal Ramadhan 1446 Hijriah di Bengkulu Pindah ke Lokasi Baru

Pemantauan Hilal Ramadhan 1446 Hijriah--
RADAR BENGKULU – Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Bengkulu mengumumkan perubahan lokasi pemantauan hilal (Rukyatul Hilal) untuk menentukan awal Ramadhan 1446 Hijriah/2025 Masehi. Biasanya, kegiatan ini dilaksanakan di atas Mess Pemda Provinsi Bengkulu yang terletak di kawasan Tapak Paderi, Kelurahan Kebun Keling, Kecamatan Teluk Segara, Kota Bengkulu.
Namun, tahun ini, pemantauan hilal akan dipindahkan ke kawasan Gora Beach Club, Jalan Pariwisata Nomor 1, Lempuing, Kecamatan Ratu Agung, Kota Bengkulu.
Kepala Bidang Urusan Agama Islam Kanwil Kemenag Provinsi Bengkulu, H. Pahrizal, S.Sos, M.Si, menjelaskan bahwa pemilihan lokasi baru ini bertujuan untuk meningkatkan visibilitas dalam proses pemantauan hilal.
"Tahun ini kita mencoba tempat baru di Gora, Pantai Panjang. Mudah-mudahan pelaksanaan berjalan lancar," ujarnya.
Pemantauan hilal merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh Kemenag untuk menentukan awal bulan dalam kalender Hijriah, khususnya Ramadhan. Kegiatan ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Kementerian Agama, ormas Islam, dan instansi terkait lainnya.
BACA JUGA:Gubernur Bengkulu akan Beri Sanksi Tegas, 30 ASN BPSDM ke Bali Langgar Inpres Efisiensi Anggaran
BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Fokus Perbaikan Infrastruktur Jalan dan Jembatan
Menurut Pahrizal, pemantauan hilal tahun ini dijadwalkan pada Jumat, 28 Februari 2025, sekitar pukul 17.00 WIB. Pahrizal juga meminta agar semua pihak terkait dapat berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Ia berharap cuaca pada hari pelaksanaan dalam kondisi cerah agar proses rukyatul hilal dapat berjalan optimal.
"Pemantauan hilal akan dilakukan pada hari Jumat, 28 Februari 2025 sore. Mudah-mudahan tahun ini cuaca cerah, sehingga prosesnya bisa berjalan dengan baik," tambahnya.
Selain itu, Pahrizal menyampaikan harapannya agar Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah dapat menetapkan awal Ramadhan secara bersamaan tahun ini. Sebagaimana diketahui, Muhammadiyah telah menetapkan awal puasa Ramadhan jatuh pada 1 Maret 2025. "Mudah-mudahan ada kesamaan antara NU dan Muhammadiyah dalam penetapan awal Ramadhan. Namun, jika ada perbedaan, itu hal yang biasa. Kita harus saling menghormati," tuturnya.
Perbedaan dalam penetapan awal Ramadhan antara NU dan Muhammadiyah memang kerap terjadi. NU biasanya menggunakan metode rukyatul hilal (pengamatan hilal secara langsung), sementara Muhammadiyah menggunakan metode hisab (perhitungan astronomis).
BACA JUGA:Partai NasDem Buka Rekrutmen Calon Bupati Bengkulu Selatan Pengganti Gusnan Usai Diskualifikasi MK
BACA JUGA:PSU di Bengkulu Selatan, KPU Provinsi Bengkulu Menunggu Petunjuk Teknis dari Pusat
Meskipun demikian, kedua ormas Islam terbesar di Indonesia ini selalu mengedepankan toleransi dan saling menghormati perbedaan tersebut.