Target Pengerukan Alur Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu Dimulai Maret

Alur Pulau Baai Bengkulu--

Pemprov Tunggu Finalisasi Anggaran

RADAR BENGKULU  – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu menargetkan pengerukan alur Pelabuhan Pulau Baai akan dimulai pada awal Maret 2025. 

Langkah ini diambil setelah Direktorat Kepelabuhan Subdirektorat PR Kementerian Perhubungan memberikan izin penggunaan limbah pasir hasil pengerukan untuk mengatasi abrasi. Namun, hingga kini, keputusan terkait sumber anggaran masih dalam proses finalisasi oleh PT Pelindo Regional 2 Bengkulu, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Bengkulu, serta Asosiasi Persatuan Batu Bara (APBB) Bengkulu.

Asisten II Setda Provinsi Bengkulu, RA Denny, menyatakan bahwa penghitungan anggaran dan persiapan pengerukan terus dikoordinasikan. “Kami masih menunggu hasil koordinasi antara Pelindo, KSOP, dan APBB. Laporan terkait kontraktor atau pemenang lelang pengerukan akan disampaikan kepada Gubernur pertengahan bulan ini,” ujar Denny.

Menurut Denny, selain menghitung anggaran, saat ini Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Bengkulu juga tengah mengurus Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL). Proses ini sangat penting mengingat pasir hasil pengerukan akan digunakan untuk menanggulangi abrasi di sekitar lokasi.

“Sambil menunggu penghitungan anggaran selesai, DLHK akan membantu menyelesaikan AMDAL agar pengerukan bisa segera dilaksanakan sesuai target,” jelas Denny.

BACA JUGA:Jadi Sorotan, Pengumuman Tim Pendamping Haji Bengkulu Tidak Transparan

BACA JUGA:DPRD Evaluasi Rumah Sakit Usai Kasus Kematian Bayi

Pemerintah telah menyepakati bahwa pengerukan dilakukan menggunakan sistem Joint Fisher Company (JFC) yang melibatkan pelaku usaha, termasuk APBB. Langkah ini diharapkan dapat mempercepat pengerjaan dan meminimalisasi hambatan teknis di lapangan.

 

 

Saat ini, kedalaman alur Pelabuhan Pulau Baai tercatat di angka minus 2,9 Mean Low Water Spring (MLWS). Kondisi ini dinilai menghambat kelancaran aktivitas pelabuhan, khususnya untuk kapal-kapal berbobot besar.

Meskipun target pengerukan telah ditetapkan, terdapat perbedaan signifikan dalam estimasi anggaran. PT Pelindo Regional 2 Bengkulu memperkirakan biaya pengerukan mencapai Rp 210 miliar. Sementara APBB memproyeksikan angka yang jauh lebih rendah, yaitu sekitar Rp 100 miliar.

“Perbedaan ini masih menjadi bahan diskusi antara pihak-pihak terkait. Kami harap ada solusi yang memungkinkan pengerukan berjalan sesuai jadwal tanpa kendala pendanaan,” tambah Denny.

BACA JUGA:13 Januari, Mengenang 24 Tahun Kejadian Gempa Bumi El Savador yang Menewaskan 5000 Jiwa

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan