Belum Ada Kepastian Pengerukan Alur Pulau Baai, DPRD Turun Tangan

Anggota Komisi III DPRD Provinsi Bengkulu, Suharto--

Sebagai langkah awal, Suharto mengungkapkan bahwa Komisi III DPRD akan melakukan sidak ke Pelabuhan Pulau Baai. Langkah ini bertujuan untuk melihat langsung kondisi alur pelabuhan serta mendapatkan informasi terkini dari pihak pelabuhan.

“Kami akan turun langsung ke lapangan untuk mengecek sejauh mana kondisi pendangkalan ini dan mengapa pengerukan belum juga dilakukan. Sidak ini juga sebagai bentuk tekanan kepada pihak-pihak terkait agar  bertindak,” jelasnya.

Suharto berharap, setelah sidak dilakukan, akan ada kejelasan mengenai langkah-langkah yang akan diambil oleh pihak Pelindo dan KSOP. 

“Jangan sampai persoalan ini berlarut-larut tanpa solusi. Masyarakat Bengkulu menunggu aksi nyata, bukan hanya wacana.” 

BACA JUGA:Datangi Konser Band Slank, Wakil Wali Kota Bengkulu Terpilih Ronny Pebriyanto Dapat Hadiah Umroh

BACA JUGA:Lomba Masak Nasi Goreng Meriahkan Peringatan HAB ke 79 di Kemenag Benteng

Sebagaimana diketahui kedalaman alur  Pulau baik saat ini sekitar minus 2 Mean Low Water Spring (MLWS), hingga saat ini belum ada kejelasan.

Padahal pengerukan alur tersebut dinilai memiliki peranan yang sangat penting, terutama dalam mendukung kelancaran distribusi logistik, baik masuk ataupun keluar dari Provinsi Bengkulu.

Asisten II Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Bengkulu, RA. Denni mengatakan, dari serangkaian rapat yang diikuti pihaknya, terkesan belum ada kejelasan sama sekali terkait rencana pengerukan alur tersebut.

"Bahkan siapa pihak yang bertanggungjawab atas pengerukan itu, belum ada kepastian," ungkap Denni.

Dilanjutkan Denni, terakhir ada kesan tarik-menarik antara PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo), dengan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Pulau Baai Bengkulu.

"Termasuk juga wacana pengerukan alur yang menerapkan sistem Joint Venture Company (JVC). Semuanya belum ada kejelasan sama sekali, makanya sampai dengan saat ini kita juga belum tahu seperti apa implementasi rencana pengerukan," kata Denni.

Menurut Denni, berdasarkan rapat yang pernah diikuti Pemprov Bengkulu, estimasi kebutuhan anggaran untuk melakukan pengerukan mencapai Rp 200 juta. 

"Hanya saja rekanan atau pihak ketiga yang bakal melakukan pengerukan nanti, juga belum ada keputusannya. Makanya kita pun turut mendesak, agar rencana ini dapat segera memiliki titik terang atau kejelasan." 

Denni menjelaskan, kondisi pendangkalan alur Pelabuhan Pulau Baai telah lama menjadi perhatian, karena dinilai mengganggu kelancaran aktivitas bongkar muat kapal.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan