Bulan Depan, Pemerintah Kembali Berikan Bansos Beras
Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyatakan bahwa program banpang beras akan segera kembali dilaksanakan bulan depan-Disway.id-Bianca Khairunnisa---
RADAR BENGKULU, JAKARTA - Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyatakan bahwa program Bantuan Pangan (Banpang) beras akan kembali dilaksanakan. Hal ini dilakukan menyusul kabar terjadinya penurunan penerimaan bantuan pangan (Banpang) beras selama ini.
Seperti dikutip dari laman DISWAY.ID, menurut keterangan Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, Pemerintah menargetkan penyaluran ini akan diterima oleh 16 juta keluarga penerima manfaat (KPM). “Menurun 0,68 juta orang (penerima banpang beras) pada Maret 2023. Sebelumnya menurun pada September 2022,” jelas Arief dalam keterangan resminya pada Jumat, 27 Desember 2024.
Lebih lanjut dikatakan, Banpang beras ini akan digelontorkan di bulan Januari Februari untuk 16 juta PBP atau Penerima Bantuan Pangan. Dimana masing-masing PBP akan mendapatkan 10 kg beras, fokusnya ada di desil 1 dan 2.
Program banpang beras ini juga merupakan kelanjutan dari program banpang beras yang telah digelontorkan pada tahun 2024. Bantuan pangan ini merupakan bagian dari paket stimulus kebijakan ekonomi per 1 Januari 2025 mendatang.
BACA JUGA:RSUD M. Yunus Pastikan Pasien BPJS Tidak Lagi Disuruh Beli Obat di Luar
BACA JUGA:APBD Provinsi Bengkulu Defisit Rp 368,78 Miliar, Pengelolaan Anggaran Dikritisi
“Ini sudah diperintahkan oleh Bapak Presiden Prabowo. Jadi, Badan Pangan Nasional akan menugaskan Bulog untuk menjalankan bantuan pangan beras ini,” tambah Arief.
Untuk diketahui, sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga menegaskan bahwa bantuan pangan beras ini juga merupakan upaya bersama dalam menjaga daya beli masyarakat dan mendukung stabilitas harga pangan serta memberikan paket stimulus di tengah kenaikan pajak pertambahan nilai atau PPN 12 persen.
“Akan ada bantuan pangan dan beras sebesar 10 ribu per-kilogram. Dan kita bersyukur tentunya kalau kita lihat dengan data dari nilai daya beli menunjukan bahwa masyarakat masih kuat untuk berbelanja,” ujar Menko Airlangga.(*)