Tafsir Iqra
Dahlan Iskan--
Mereka akan berada di Hartford U selama enam bulan. Di kajian antar agama. Biayanya dari LPDP. Berarti mereka akan sempat mengalami musim salju yang berat di negara bagian Connecticut.
Mahasiswa tinggal di asrama. Sebagai anak asrama, mereka rata-rata sama: segera tahu di mana ada makanan murah.
Di Hartford tidak hanya murah. Sebuah gereja membagikan bahan makanan gratis seminggu sekali. Atau dua minggu. Satu kantong besar. Isinya macam-macam: mulai ayam beku sampai makanan ringan. Berat isi kantong itu, menurut perkiraan Daeng, sampai 15 kg.
Sebelum ada mahasiswa Indonesia di situ daging yang dibagikan termasuk babi. Lalu sejak ada yang menolak ambil babinya, gereja itu tidak lagi membagikan daging babi.
Yang Islam pun tidak merasa risi ambil BLTT itu. Gereja tidak pernah bertanya dari negara mana mereka dan beragama apa. Siapa pun yang datang dilayani.
Mazmur juga ikut ambil BLTT. Dia beragama Kristen. Asal Balige, lalu mendalami teologi di Yogyakarta, di Universitas Duta Wacana.
Saat pertama memperkenalkan diri bahwa namanyi Mazmur secara spontan saya bertanya: ayat berapa? Dengan spontan pula dia menjawab: pasal 23.
Anda sudah tahu apa bunyi kitab Injil surah Mazmur pasal 23.
Saya pun minta tolong Mazmur. Sebagai lulusan teologi dia tahu bahasa Yunani dan bahasa Hebrew. Saya penasaran dengan empat prasasti yang ada di gerbang perpustakaan utama Yale University di New Haven.
Lebih penasaran lagi karena foto prasasti itu dijepret oleh M Solahudin salah satu mahasiswa PTIQ yang ke rumah Daeng itu.
Rupanya di hari libur Solehudin pergi ke Yale. Ke perpustakaannya. Ia begitu jeli: ia melihat prasasti kuno di gerbang atasnya.
Saat saya ke Yale tidak sejeli itu. Lalu Solahudin memotretnya. Saya pun minta foto empat prasasti itu.
Apa arti prasasti kesatu, saya tidak perlu minta tolong Mazmur. Itulah prasasti yang paling membuat Solahudin penasaran: prasastinya berhuruf Arab.
Solahudin mengamatinya: kalimat-kalimat bagian atas prasasti itu ternyata surah Iqra dalam Alquran. Di bawah Iqra itu ternyata ayat Kursiy.
Solahudin penasaran mengapa gerbang perpustakaan Yale memasang ayat Kursiy. Lalu menunjukkan foto itu ke saya.