Khutbah Jumat: Mensyukuri Nikmat Allah
Ustadz Ahmad Sidik, S.Mn--
Ada beberapa sebab yang sudah Allah sampaikan di dalam Al-Quran.
Pertama, kita tidak bersyukur, kufur terhadap nikmat Allah SWT. Jelas di dalam Al-Quran Allah SWT sampaikan kepada kita dalam surat Ibrahim ayat 7:
Artinya: (Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.”
Dalam ayat ini, Allah SWT mempertemukan dua hal berlawanan. Yaitu basyiran (kabar baik) di mana siapa yang syukur akan ditambah nikmatnya oleh Allah SWT. Sementara sebaliknya, Allah juga mencantumkan nadziran (peringatan) bahwa adzabnya juga pedih.
Artinya, siapa yang tidak bersyukur alias kufur nikmat, Allah SWT kasih adzab, baik di dunia dengan dikurangi nikmatnya, diberikan banyak ujian cobaan berupa kemiskinan, kefakiran, atau diazab di akhirat.
BACA JUGA:Khutbah Jumat: Hikmah Mensyukuri Nikmat
BACA JUGA:Khutbah Jumat: Ciri-Ciri Orang Munafik Dalam Beribadah
Kedua, kemungkinan kenapa kita terus merasa kurang, dan susah mendapatkan rejeki, dan lain sebagainya, bisa jadi karena kita lalai dari dzikrullah (mengingat Allah).
Sebagaimana dalam ayat al-Quran al-Baqarah 152 yang artinya: ''Maka, ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.''
Ayat ini menggandengkan syukur dengan dzikir. Artinya orang yang syukur sudah pasti ingat kepada Allah SWT. Minimal dalam hidupnya selalu diwarnai kata “Alhamdulillah, masyaa Allah, dan lain-lain. Apalagi dia melanggengkan dzikir, doa-doa. Dzikir juga bisa diartikan shalat. Karena makna asal shalat adalah adz-Dzikru. Artinya seluruh ibadah ritual, merupakan bentuk dzikir kepada Allah SWT. Maka, beribadah kepada Allah SWT berbanding lurus dengan syukur. In shaa Allah diberikan kecukupan, ketenangan hati, dan tidak serakah.
Maasyiral Muslimin wal Muslimat Jamaah shalat jumat hafidhakumullah,
Allah SWT juga memberikan alarm, sebab apa yang menjadikan kita terus merasa kurang dan tidak bersyukur.
Allah menciptakan malam untuk istirahat dan menciptakan siang untuk bekerja. Artinya rejeki itu datang bukan secara tiba-tiba. Bekerja dengan giat dan sungguh-sungguh, termasuk bagian dari usaha menjadi manusia yang bersyukur. Kalau kita semangat bekerja maka Allah SWT beri rahmatNya kepada kita, dipermudah mendapatkan rejeki. Sebaliknya jika malas-malasan, makin seret dan susah mendapat rahmatnya Allah SWT.
Harus diingat, laa haula wa la quwwata illa billah. Usaha kita, kerja kita, tenaga kita, kemampuan kita, kecerdasan kita, kepintaran kita, maaf, itu semua dari siapa kalau bukan dari Allah SWT.
Sebab keempat yang bisa menjadi pemicu terus merasa kurang dengan rejeki dari Allah SWT, yaitu sifat congkak, pamer, dan sombong. Sudah sempat kami singgung sebelumnya, bahwa rejeki itu Rahmat Allah SWT, bukan semata-mata karena usaha manusia. Maka tidak perlu terlalu disombong-sombongkan.