RADAR BENGKULU — Seorang mahasiswa Program Studi Agroekoteknologi Universitas Bengkulu (Unib), Said Agil, berhasil memanfaatkan program Bantuan Mahasiswa Wirausaha (BMW) untuk mengembangkan budidaya melon premium hidroponik yang ia beri nama KITOPONIK.
Usaha ini dimulai sejak akhir 2023 di halaman rumahnya yang berlokasi di jalan TNI Boerhan Dahri, Pekan Sabtu No.13, Bengkulu dengan bahan-bahan sederhana, seperti bambu.
Said Agil menjelaskan, motivasi awalnya adalah menggabungkan hobi bertanam dengan rencana bisnis yang berpotensi menguntungkan. “Saya memulai menanam melon ini karena tertarik dengan budidaya tanaman, dan kebetulan ada program BMW dari kampus yang mendukung ide usaha ini. Usaha ini juga sekaligus menjadi tambahan penghasilan sambil tetap kuliah,” ujarnya kepada RADAR BENGKULU.
Dengan menggunakan teknik hidroponik substrat dan irigasi tetes otomatis, budidaya melon ini dilakukan di dalam greenhouse, sehingga tanaman lebih terlindungi dari hama dan residu pestisida pun sangat minim. Hal ini menjadikan melon yang dihasilkan lebih sehat dan berkualitas. “Kami menggunakan pupuk ab mix yang merupakan pupuk sintetis, tapi sangat efektif dan mudah diserap oleh tanaman, sehingga hasil panen juga bagus,” jelasnya.
Jenis melon yang ditanam di KITOPONIK adalah melon honey yang dijual seharga Rp 40.000 per kilogram. Said mengungkapkan bahwa mereka sudah melakukan panen sebanyak empat kali, dan usaha ini memberikan tambahan uang saku serta sedikit membantu kebutuhan keluarga.
BACA JUGA: 7 Alasan Terong Menjadi Sayur yang Baik Untuk Penderita Diabetes
BACA JUGA:5 Minuman Teh Yang Enak dan Kekinian di Surabaya
“Waktu tanam hingga panen untuk melon honey ini sekitar 65 hari. Jadi, dalam dua setengah bulan sudah bisa panen,” tambah Said.
Meski fokus utamanya saat ini masih terbagi dengan perkuliahan, Said berharap ke depannya dapat memperluas area produksi jika sudah memiliki cukup modal. “Saat ini kami menampung sekitar 80 tanaman. Tapi rencana ke depan, jika saya sudah bisa fokus, saya ingin memperluas area ini,” katanya.
Ia juga menyebut bahwa sudah ada warga sekitar yang tertarik bekerja sama dan pelanggan tetap yang melakukan pre-order sebelum masa tanam dimulai.
“Harapannya usaha ini bisa terus berkembang dan menjadi lebih besar. Meski awalnya bersama teman-teman, sekarang saya dibantu keluarga untuk memantau tanaman,” tutur Said dengan penuh optimisme.