Misalnya, ia mencatat bahwa faktor-faktor seperti budaya, pendidikan, dan status sosial ekonomi dapat berperan dalam hasil penelitian ini.
Ia juga mengingatkan bahwa tidak semua bentuk religiositas membawa dampak positif; dalam beberapa kasus, ekstremisme atau fanatisme religius dapat berdampak negatif pada kesehatan mental.
BACA JUGA:7 Kegiatan Sederhana Untuk Membentuk Rutinitas Malam yang Sehat dan Bikin Bahagia
Kesimpulan
Pertanyaan tentang apakah menjadi religius benar-benar meningkatkan kesejahteraan masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Meskipun banyak studi menunjukkan hubungan positif, penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mungkin berkontribusi pada hasil tersebut.
Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang hubungan antara religiositas dan kesejahteraan, kita dapat mengevaluasi nilai-nilai keagamaan dengan lebih kritis dan mendapatkan wawasan yang lebih baik tentang bagaimana hal ini memengaruhi kesehatan mental.
Dalam era di mana kesehatan mental semakin menjadi perhatian utama, memahami peran religiositas dalam kesejahteraan bisa menjadi langkah penting untuk membantu individu mencapai kesehatan mental yang lebih baik.