Dampak Gaya Hidup Perkotaan Terhadap Kesehatan Mental: Tuntutan Kota yang Melelahkan

Rabu 09 Oct 2024 - 03:12 WIB
Reporter : Naura
Editor : Syariah m

 

 

radarbengkulu.bacakoran.co — Gaya hidup di kota besar menawarkan berbagai keuntungan, seperti akses mudah ke pekerjaan, hiburan, dan teknologi. Namun, di balik semua kemewahan dan kenyamanan tersebut, banyak orang yang tinggal di perkotaan merasakan dampak negatif terhadap kesehatan mental mereka. 

Kehidupan yang serba cepat, tingginya biaya hidup, kemacetan, dan kebisingan tanpa henti menjadi beberapa faktor yang memicu stres dan gangguan psikologis.

BACA JUGA:Peran Generasi Milenial dan Gen Z dalam Mendorong Tren Gaya Hidup Zero Waste

BACA JUGA:Tren Kecantikan Ramah Lingkungan: Produk dan Gaya Hidup Berkelanjutan

Menurut laporan dari Pusat Riset Kesehatan Mental Indonesia, sekitar 65% penduduk perkotaan di Indonesia mengalami peningkatan gejala kecemasan dan stres dalam lima tahun terakhir. 

 

Tekanan untuk selalu berkompetisi dan mencapai kesuksesan sering kali membuat mereka merasa kelelahan secara emosional dan mental.

BACA JUGA:Tren Gaya Hidup Sehat, Hotto Mame Minuman Sehat Berbasis Edamame yang Kaya 9 Asam Amino Menambah Protein

Lingkungan yang Serba Cepat dan Tekanan Kompetisi

Kehidupan di kota besar sering kali dikaitkan dengan ritme yang serba cepat dan lingkungan yang penuh tekanan. Pasalnya, warga perkotaan sering terjebak dalam rutinitas yang melelahkan, seperti bekerja berjam-jam, terjebak macet di jalan, dan harus memenuhi tuntutan sosial yang tinggi. Kondisi ini memicu stres kronis, yang bisa berdampak serius pada kesehatan mental.

 

Banyak warga perkotaan, khususnya generasi milenial dan Gen Z, merasa tertekan untuk mencapai standar hidup yang tinggi. Mereka harus berkompetisi dalam lingkungan kerja yang kompetitif sambil berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti tempat tinggal dan transportasi, yang semakin mahal. 

 

Kategori :