Kampung Jambu Agrefi tidak hanya menjadi tempat wisata, tetapi juga berfungsi sebagai tempat edukasi bagi para pelajar dari tingkat TK hingga perguruan tinggi.
Selain itu, tempat ini juga menjadi lokasi penelitian bagi mahasiswa dan peneliti, termasuk penelitian mengenai khasiat jambu merah sebagai bahan pembuatan obat generik untuk penyakit demam berdarah (DBD).
Dalam pengelolaannya, Nizar, suami Nova Fatma, menjelaskan bahwa mereka mengandalkan pupuk anorganik yang diolah sendiri melalui proses fermentasi.
BACA JUGA:Siap-Siap, Roadrace Championship Kodim 0408 Bengkulu Selatan Ada Tiga Kelas
BACA JUGA:Dispendikbud Bengkulu Selatan Sosialisasikan Perda Tentang Adat Istiadat
"Kami banyak menggunakan pupuk dari pupuk kandang yang diolah sendiri. Namun, tantangan terbesar yang kami hadapi saat ini adalah cuaca yang tidak stabil dan harga bahan racun hama yang semakin tinggi," kata Nizar.
Di tengah tantangan tersebut, pasangan ini terus berupaya menjaga kualitas tanaman mereka.
"Cuaca kemarau sangat berpengaruh terhadap tanaman kami. Selain itu, harga racun hama juga meningkat drastis, dari Rp35.000 menjadi Rp50.000 per item. Kondisi ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi kami sebagai petani," tambahnya.
Inspirasi pendirian Kampung Jambu Agrefi berasal dari keinginan Nova dan Nizar untuk menghadirkan suasana agrowisata di tengah kota.
"Ketika kami berjalan-jalan ke luar kota, terutama ke daerah Jawa, kami melihat banyak lahan yang ditanami berbagai jenis tanaman. Kami berpikir, mengapa tidak mencoba membuat hal yang serupa di Bengkulu?" kata Nova.
BACA JUGA:Dosen dan Tenaga Pendidik dari Berbagai Perguruan Tinggi Bengkulu Dilatih
BACA JUGA:Berikut 5 Makanan yang Bikin Susah Tidur, Wajib Dihndari!
Kampung Jambu Agrefi kini tidak hanya menjadi tempat wisata dan edukasi, tetapi juga pusat penelitian dan konservasi tanaman jambu di Bengkulu.
Nova dan Nizar berharap bahwa dengan adanya kampung jambu ini, masyarakat Bengkulu dapat lebih mengenal dan mencintai tanaman lokal serta menginspirasi orang lain untuk mengembangkan potensi agrikultur di kota mereka.
Dengan luas lahan sekitar satu hektar, Kampung Jambu Agrefi menawarkan berbagai aktivitas seru seperti memetik jambu, berfoto di tengah kebun yang hijau, dan menikmati suasana alam yang asri.
Tempat ini menjadi pilihan ideal bagi keluarga, pelajar, dan siapa saja yang ingin menghabiskan waktu di alam sambil menikmati buah segar langsung dari pohonnya.