RADAR BENGKULU, BENTENG - Masih cukup maraknya kasus kekerasan terhadap anak dibawah umur mengundang banyak perhatian dari berbagai pihak.
Guna mengantipasi terjadinya kasus serupa di Benteng, Kepala Dikbud Benteng Tomi Marisi mengimbau, kepada pihak sekolah di Benteng agar dapat memperhatikan kondisi psikologis siswa-siswi yang ada di sekolahnya masing-masing.
"Kita prihatin melihat adanya pemberitaan-pemberitaan di media massa berkenaan dengan adanya kasus kekerasan seksual dan kekerasan dalam bentuk lainnya terhadap anak-anak dibawah umur, khususnya pelajar, baik jenjang Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT)," terangnya.
Untuk mencegah terjadinya hal-hal negatif tersebut, lanjutnya, diperlukan adanya partisipasi aktif dari berbagai pihak. Sehingga kekerasan terhadap anak tersebut tidak kembali terulang.
BACA JUGA:Sukses Gelar Uji Coba ANBK Meski Terkendala Fasilitas
BACA JUGA:Ormas Punya Peran Strategis Dukung Proses Demokrasi di Daerah
"Banyak hal bisa dilakukan untuk membentengi anak-anak kita agar terhindar dari kekerasan seksual tersebut. Seperti, sekolah dengan rutin menggelar agenda religi minimal seminggu sekali, menggelar agenda tafakur Jumat, salat Dhuha berjemaah. Serta kegiatan-kegiatan religi lainnya," terangnya.
Selain dari sisi keagamaan, untuk mengantipasi hal-hal berbau negatif menimpa anak, sekolah bisa mengarahkan anak-anaknya untuk mengikuti berbagai kegiatan ekstrakurukuler yang ada di sekolah. Sehingga dengan demikian, hari-hari siswa banyak disibukkan dengan kegiatan-kegiatan yang positif sehingga tidak terlintas dibenak siswa untuk melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma agama dan norma adat.
Ditambahkan, peran serta dari orang tua walimurid dan masyarakat secara umum juga sangat diperlukan untuk mengantisipasi terjadinya tindak kekerasan terhadap anak. Orang tua walimurid harus senantiasa menjalin komunikasi yang baik dengan siswa. Sehingga ketika terjadi permasalahan terhadap anak, orang tua wali murid bisa segera merespon serta memberikan solusi dari permasalahan siswa tersebut.
"Orangtua juga harus pro-aktif memantau kondisi kejiwaan anaknya, seperti mengingatkan anak agar tidak lupa mengerjakan salat lima waktu dan menanyakan tentang perkembangan aktivitas belajar di sekolah. Sehingga dengan keterbukaan tersebut, orang tua dapat cepat mengetahui kondisi anak jika ada permasalahan," terangnya.
BACA JUGA:FCP Cegah Penyalahgunaan Anggaran dan menjaga integritas Kinerja ASN
BACA JUGA:MIN 1 Bengkulu Tengah Latih Kepemimpinan dan Kemandirian
"Serta peran masyarakat juga diperlukan untuk mengantispasi terjadinya tindak kekerasan terhadap anak. Dengan senantiasa menjaga suasana lingkungan yang kondusif serta ikut aktif mengontrol prilaku siswa ditengah masyarakat," tutupnya.