أَمَرَنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنْ نَحْثِيَ فِي وُجُوهِ الْمَدَّاحِينَ التُّرَابَ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kami untuk menaburkan tanah di muka orang yang memuji-muji.” (HR. Muslim no. 3002)
‘Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu berkata,
المدح هو الذبح
“Pujian adaah sembelihan.” (Fathul Baari, 10: 477 karya Ibnu Hajar)
Jika tidak mengandung unsur terlarang di atas, tidak masalah jika memuji orang lain di hadapannya
Adapun jika pujian tersebut tidak mengandung unsur-unsur terlarang di atas, maka tidak mengapa. Sebagaimana perbuatan atau ucapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang memuji sebagian sahabatnya.
Diriwayatkan dari ‘Amir bin Sa’d, beliau mengatakan,