RADAR BENGKULU, MANNA - Angka kemiskinan akan menjadi target nasional. Yang menjadi indikator akumulatif yang disebabkan beberapa indikator seperti tingkat inflasi, pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan penduduk. Inilah yang nantinya yang akan menentukan tinggi rendahnya angka kemiskinan tersebut.
Sesda Bengkulu Selatan, Sukarni Dunip,M.Si mengatakan ditinjau dari indikator yang tersedia, indikator pendahulu tersebut berjalan lebih dinamis dibandingkan angka kemiskinan, sehingga perlu dipantau lebih dini untuk memperkirakan angka kemiskinan pada suatu periode tertentu.
"Apalagi untuk rujukan indikator angka kemiskinan nasional paling tinggi ada di angka 9,5 persen. Sedangkan kita Bengkulu Selatan berada di angka 17 persen, disinilah diperlukannya program atau inovasi kita sebagai Pemerintah Daerah yang nantinya akan dilakukan oleh OPD untuk menurunkan angka tersebut,"papar Sukarni, Minggu(10/12).
BACA JUGA:Eks Bendahara Durian Seginim Segera Masuk Persidangan Tipikor Bengkulu
Biasanya posisi indikator akumulatif itu sangat tinggi. hal inilah yang harus diturunkan melalui indikator yang ada dibawahnya. Tetapi bisa indikator yang ada di Dinas Kesehatan menyelesaikan indikator yang ada di Dinas Sosial. Tetapi indikator yang ada di Dinas Kesehatan membutuhkan indikator dari pihak lain.
Kalau nantinya angka kemiskinan itu rendah, sudah pasti menggambarkan suatu daerah yang mempunyai daya saing. Karena dari segi aspek ekonomi, Sumber Daya Manusia(SDM), kesehatan, infrastrukturnya semuanya sudah bagus.
BACA JUGA:27.868 Pelanggan PLN Bengkulu Selatan Nunggak Pembayaran
BACA JUGA:Sertifikasi Guru Triwulan Empat Segera Cair
"Semoga dengan isu strategis yang kita rencanakan untuk tahun 2025 sampai 2045 bisa menurunkan angka kemiskinan. Dengan memperbaiki dari berbagai segi. Sehingga nantinya kita akan mempunyai SDM yang mampu bersaing,"pungkas Sukarni.(afa)