“Tingginya angka kematian akibat pandemi Covid-19 menunjukan bahwa dunia belum siap untuk memerangi penyakit yang menular melalui udara Selain menelan banyak nyawa, Covid-19 juga berdampak serius pada program pencegahan, akses, dan pengobatan TBC. Situasi TBC di ASEAN sangat memprihatinkan, dengan banyak negara di kawasan ini masih menghadapi tantangan besar dalam mengendalikan dan menangani TBC. Hal ini menunjukan pentingnya kerja sama dengan ASEAN guna memperkuat sistem penanggulangan TBC, tidak hanya untuk meningkatkan kapasitas melawan TBC, tapi juga untuk memperkuat kesiapsiagaan terhadap pandemi.” ujar Prof Tjandra Yoga Aditama MD, Senior Advisor Stop TB Partnership Indonesia & Project Lead Airborne Infection Defense Platform (AIDP)
AIDP akan berfokus pada penguatan respon TBC di setiap negara ASEAN, termasuk di tingkat komunitas dan pelayanan primer. Hal ini dilakukan dengan meningkatkan infrastruktur layanan kesehatan yang ada untuk meningkatkan deteksi, pengobatan, dan pencegahan.
Upaya ini juga mencakup pemanfaatan platform teknologi yang semakin berkembang sejak pandemi Covid-19, termasuk X-ray digital portabel yang memungkinkan pelaksanaan tes TBC di daerah tanpa berpergian ke rumah sakit atau klinik, teknologi diagnostik molekuler cepat, dan alat pengawasan berbasis real-time.
Berbagai langkah kesiapsiagaan TBC ini akan bermanfaat dalam menghadapi pandemi di masa depan, yang kemungkinan besar adalah penyakit menular melalui udara
Dr. Suvanand Sahu, Deputi Eksekutif Direktur Stop TB Partnership mengatakan “Fase pertama dari projek ini akan dimulai dengan pengumpulan data oleh AIDP di 10 negara ASEAN. Ini akan memberikan gambaran pada kapasitas yang dimiliki oleh setiap negara dalam menanggulangi TBC dan pandemi serta membantu dalam merekomendasikan tindakan untuk mencapai kesiapsiagaan melawan pandemi yang lebih baik.
Selanjutnya, fase kedua akan berupa dukungan kepada komunitas dan pelayanan kesehatan primer serta inisiatif-inisiatif untuk memperkuat kapasitas penanggulangan TBC di seluruh ASEAN agar dapat menangani airborne respiratory infections atau pandemi.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada USAID atas komitmennya dalam upaya mengeliminasi TBC di seluruh dunia, terutama di kawasan ASEAN, yang telah membantu mewujudkan AIDP. Tidak lupa kami memberikan apresiasi kepada Pemerintah Lao PDR atas kepemimpinan mereka dalam menyelenggarakan pertemuan pertama AIDP.”
Ketua Dewan Stop TB Partnership, Dr. Teodoro Herbosa turut menyampaikan “Satu hal yang kita pelajari dari selama masa pandemi ini adalah bahwa sistem yang kuat dalam menanggulangi TBC menjadi aset yang signifikan dalam menangani penyakit yang menular melalui udara. Berinvestasi untuk mengatasi TBC merupakan investasi untuk mengatasi semua infeksi yang ditularkan melalui udara.”
TBC diketahui memiliki tingkat kematian yang tinggi yakni mendekati 15% sedangkan Covid-19 memiliki persentase 3.5%.
Penelitian oleh Hogan, dkk (2020) menunjukan bahwa pencegahan dan pengobatan TBC berpengaruh secara signifikan selama pandemi Covid-19, di mana penemuan kasus TBC menurun, penularannya dalam rumah tangga meningkat, tingkat vaksinasi BCG menurun, dan akses terhadap obat dan tes TBC juga turut menurun.