"Komoditas makanan, minuman, dan tembakau turun, terutama cabai merah dan bawang merah. Namun, emas mengalami kenaikan yang dapat mempengaruhi inflasi," kata Win Rizal.
BPS berharap tren deflasi ini dapat terus berlanjut, sehingga inflasi di Bengkulu dapat mencapai target yang telah ditetapkan. "Kami optimis inflasi dapat ditekan hingga akhir tahun. Dengan target antara 1,5 persen hingga 3,5 persen," ujarnya.
Sementara itu Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bengkulu, Isnan Fajri, S.Sos., M.Kes., turut hadir dalam acara rilis statistik tersebut, Ia mengapresiasi upaya semua pihak dalam menurunkan inflasi, meskipun harga komoditas di Bengkulu sempat berfluktuasi.
"Harga komoditas seperti cabai merah dan bawang merah sudah mulai turun, khususnya di Mukomuko, yang sebelumnya menjadi penyebab inflasi tinggi," kata Isnan.
Isnan menekankan pentingnya penanganan komoditas yang berkontribusi terhadap inflasi, seperti rokok. Pemerintah Provinsi Bengkulu berkomitmen untuk fokus pada pengendalian harga di daerah-daerah yang menjadi penyumbang inflasi terbesar. Terutama di Mukomuko.
"Kami akan fokus pada intervensi untuk menurunkan inflasi di Mukomuko dan berharap angka inflasi di Bengkulu dapat terus menurun," tambah Isnan.