Provinsi Bengkulu Alami Deflasi Sebesar 0,70 Persen pada Juli 2024, Indikator Ekonomi Membaik

Kamis 01 Aug 2024 - 20:50 WIB
Reporter : windi junius
Editor : Azmaliar Z

radarbengkulu.bacakoran.co  – Berdasarkan press release yang disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu pada Kamis, 1 Agustus 2024, Provinsi Bengkulu kembali mengalami deflasi sebesar 0,70 persen pada Juli 2024. 

Deflasi ini menandai penurunan harga barang dan jasa yang terjadi untuk kedua kalinya sepanjang tahun ini. Sebelumnya, pada Juni 2024, Bengkulu juga mencatat deflasi sebesar 0,04 persen month-to-month (m-to-m).

Deflasi di Bengkulu memberikan dampak positif terhadap inflasi tahun kalender (year-to-date) yang tercatat turun menjadi 0,85 persen dari bulan Juni yang berada di angka 1,56 persen. 

Sementara itu, inflasi tahunan (year-to-year) untuk Provinsi Bengkulu berada pada level 2,31 persen.

Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Ir. Win Rizal, ME, menjelaskan bahwa deflasi pada Juli 2024 dipengaruhi oleh penurunan indeks harga di hampir seluruh wilayah Bengkulu. Termasuk di dua kota indikator inflasi. Yaitu Kota Bengkulu dan Kabupaten Mukomuko.

"Deflasi ini tercatat sebesar 0,70 persen di bulan Juli, sejalan dengan penurunan harga di berbagai komoditas di wilayah Bengkulu," ungkap Win Rizal saat diwawancarai setelah rilis resmi statistik di kantor BPS Provinsi Bengkulu.

Kabupaten Mukomuko mencatat inflasi bulanan sebesar minus 1,53 persen (m-to-m), inflasi tahun kalender sebesar 0,47 persen (y-to-d), dan inflasi tahunan sebesar 2,39 persen (y-to-y). 

Sementara itu, Kota Bengkulu mengalami deflasi sebesar 0,44 persen (m-to-m). Dengan inflasi tahun kalender sebesar 0,98 persen dan inflasi tahunan sebesar 2,27 persen.

 

"Penurunan signifikan terjadi di Kabupaten Mukomuko dengan minus 1,53 persen dan Kota Bengkulu minus 0,44 persen, sehingga secara keseluruhan Provinsi Bengkulu mengalami deflasi 0,70 persen," jelas Win Rizal.

 

 

Deflasi di Bengkulu terutama didorong oleh penurunan harga komoditas pangan seperti cabai merah, bawang merah, dan beras. 

Komoditas ini mengalami penurunan harga yang signifikan, sehingga memberikan dampak positif terhadap deflasi. 

Namun, beberapa komoditas seperti emas tetap mengalami kenaikan harga, yang berpotensi meningkatkan inflasi.

Kategori :