Langkah Pemprov Bengkulu ini disambut positif oleh berbagai kalangan. Salah seorang pelajar SMA di Bengkulu, Rina (17), mengaku antusias untuk mengikuti acara nobar tersebut.
"Saya sangat tertarik untuk menonton Film Lafran. Karena, saya ingin lebih mengenal sejarah dan tokoh-tokoh pahlawan nasional kita," katanya.
BACA JUGA:Coklit 100 Persen, Tugas Pantarlih Belum Selesai, Begini Penjelasan KPU Mukomuko
BACA JUGA:Ini Tujuannya Pasar Kutau Menjadi Pasar Harian, Beraktivitas 1x24 Jam
Serupa dengan Rina, seorang anggota organisasi masyarakat setempat, Budi (35), juga menyatakan dukungannya terhadap acara ini.
"Ini adalah inisiatif yang sangat baik dari Pemprov Bengkulu. Dengan menonton film Lafran, kita bisa belajar banyak tentang semangat juang dan nasionalisme yang harus terus kita pelihara," ujar Budi.
Pemprov Bengkulu berharap dengan adanya acara nobar ini, semangat patriotisme dan nasionalisme di kalangan masyarakat, terutama generasi muda, dapat semakin meningkat.
Film Lafran diharapkan dapat menjadi media edukasi yang efektif dalam mengenalkan sejarah dan perjuangan para pahlawan nasional.
Acara nobar film Lafran ini juga diharapkan dapat menjadi ajang silaturahmi dan memperkuat rasa kebersamaan di antara masyarakat Bengkulu. Dengan berkumpul bersama dan menyaksikan film yang penuh dengan nilai-nilai patriotisme, masyarakat diharapkan dapat lebih menghargai dan mengapresiasi perjuangan para pahlawan nasional.
Tiket nobar dapat diperoleh di loket Bioskop XXI Bengkulu dengan harga khusus yang telah mendapatkan diskon 50 persen.
Pemprov Bengkulu mengajak seluruh masyarakat untuk tidak melewatkan kesempatan ini dan bersama-sama menonton film Lafran yang penuh inspirasi.
Dengan semangat kebersamaan dan cinta tanah air, Pemprov Bengkulu berharap acara ini dapat sukses dan memberikan dampak positif bagi seluruh masyarakat.
Nobar film Lafran diharapkan menjadi momentum untuk kembali meneguhkan semangat patriotisme dan nasionalisme di hati setiap warga Bengkulu.
Untuk diketahui, latar belakang singkat Lafran Pane adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang diakui atas kontribusinya dalam dunia pendidikan dan politik di Indonesia.
Ia lahir pada 5 Februari 1922 di Padang Sidempuan, Sumatera Utara, dan merupakan salah satu dari sedikit tokoh yang memiliki pengaruh besar dalam sejarah Indonesia melalui perannya sebagai pendiri Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Lafran Pane berasal dari keluarga yang mementingkan pendidikan dan agama. Ayahnya, Sutan Pangurabaan Pane, adalah seorang guru dan penulis. Sementara ibunya, Nursina Pane, adalah seorang ibu rumah tangga yang taat beragama. Lingkungan keluarga yang religius dan terpelajar inilah yang membentuk karakter Lafran Pane sejak kecil.