Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu, Hj. Sefty Yuslinah, S.Sos., MAP juga menyampaikan bahwa ia memang selalu fokus kepada pelaku ekonomi seperti ekonomi kreatif ini.
"Saya berharap kedepannya kegiatan ini tetap dilanjutkan di Dispar. Seperti bagaimana kita menjual, bagaimana para turis nasional maupun mancanegara itu supaya tertarik dengan Bengkulu dan datang ke Bengkulu," kata Sefty.
Sefty juga menambahkan, harapannya untuk akses transportasi supaya bisa lebih terjangkau, supaya dapat mendorong kunjungan wisatawan ke Bengkulu. Sehingga dapat berdampak positif terhadap perekonomian daerah.
"Saya berharap pemerintah dan maskapai sama-sama bisa mempertimbangkan untuk menurunkan harga tiket pesawat kembali ke kisaran Rp 500.000 hingga Rp 700.000. Dengan demikian, kita yakin wisatawan akan lebih banyak yang datang ke Bengkulu," tutur Sefty.
BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Dorong Kemudahan Program Rumah Murah bagi MBR
BACA JUGA:Kurang Partisipasi Masyarakat dalam Legislasi, Tantangan Besar Bagi Hukum di Indonesia
Lalu, Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, Asesmen Ekonomi dan Pengembangan UMKM, Fajar Setiawan menyampaikan bahwa Bank Indonesia sendiri lebih mengembangkan eksisting.
"Kita kolaborasi kan itu supaya bisa menambah UMKM kita, lalu fokus bank Indonesia sendiri juga sesuai dari arahan pusat juga dan tidak menutup kemungkinan untuk kolaborasi dengan pelaku ekonomi kreatif yang lainnya. Seperti audio,kain-kain lokal akan kita promosikan dengan produk maupun kombinasi-kombinasi baru," jelas Fajar.
Fajar juga menambahkan, untuk kolaborasi dengan pelaku ekonomi kreatif itu sendiri ada program sosial Bank Indonesia, yang nantinya akan dilihat terlebih dahulu. Seperti kebutuhannya apa dan sesuai prioritas dari Bank Indonesia.
"Kalau untuk ploting anggarannya itu tetap setiap tahunnya kita anggarkan, tapi bisa berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan," tutur Fajar.