Demikian juga penelitian di Lampung, sebanyak 25 persen mengalami gangguan depresi setelah melahirkan.
“Itu sebabnya kami meyakini perlu adanya model promosi kesehatan mental di komunitas dan secara strategis model ini diimplementasikan di tingkat Posyandu dan Tim Pendamping Keluarga,” tambahnya.
Kepala BKKBN Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.O.G (K) mengatakan, BKKBN dalam upaya percepatan penurunan stunting memiliki tugas utama untuk mengubah mindset atau perilaku masyarakat.
Karena itu, Hasto Wardoyo menyampaikan apresiasi kepada komunitas Wanita Indonesia Keren yang telah melakukan konvergensi percepatan penurunan stunting dari sisi kesehatan mental.
BACA JUGA:OPPO F27 Pro+ 5G: Ponsel Tangguh Anti Badai Bersertifikasi IP69, Berikut Spesifikasinya
BACA JUGA:3 Kelebihan dan 2 Kelemahan dari Mobil Toyota Urban Cruiser Taisor, Tampil Keren dan Memukau
Kompetensi SDM di Posyandu
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam paparannya mengatakan, stunting yang merupakan permasalahan gizi kronis harus dicegah dari hulu.
Karena itu yang dilakukan Kementerian Kesehatan bersifat preventif. Yakni dari sisi ibu hamil dan bayi di bawah usia dua tahun berupa intervensi gizi.
Budi Gunadi juga menyebutkan intervensi gizi itu dikategorikan ke dalam tiga stadium, yakni satu hingga tiga dengan penanganan mulai dari Puskesmas hingga di rumah sakit.
“Saya yakin dan percaya penangan stunting ini harus dari hulu. Kalau untuk masalah kesehatan jiwa, hulunya apa? Karena itu, kami akan mengintegrasikan kesehatan jiwa secara preventif dalam penanganan stunting,” terang Budi Gunadi.
Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Darmati mengatakan pentingnya seorang ibu memiliki manajemen stress yang baik. Terutama saat hamil dan melahirkan. Manajemen stress ini sangat perlu didukung oleh keluarga, terutama suami.
“Perlu penguatan peran Posyandu untuk mendukung kesehatan mental Ibu,” ungkap Ayu Bintang.
Anggota Komisi IX DPR-RI Edy Wuryanto mengatakan, penanganan stunting tidak bisa dilakukan secara partial, namun perlu kerja sama.
Edy secara tegas juga menyebutkan stunting tidak hanya disebabkan persoalan fisik namun juga mental. “Penyebab stunting tidak hanya secara fisik namun juga mental. Kalau kesehatan mental tidak bagus bisa stunting,” papar Edy.
Menurut Edy, basis layanan kesehatan mental perlu dibangun secara tegas di Posyandu-Posyandu. “SDM (sumber daya manusia) di Puskesmas dan Posyandu harus punya kompetensi dan kemampuan penanganan kesehatan jiwa,” lanjutnya.