Mengaktualisasikan Nilai Pelaksanaan Ibadah Haji dan Kurban

Minggu 16 Jun 2024 - 13:01 WIB
Reporter : Adam
Editor : Azmaliar Z

Belajar dari kisah Nabi Ibrahim AS diatas bahwa makna kurban bukan hanya terbatas kepada penyembelihan hewan kurban pada hari nahar saja (hari yang ditentukan 10, 11, 12 dan 13 Dzulhijjah), akan tetapi lebih dari itu. Yaitu, segala bentuk dalam menegakkan syiar Islam juga dapat dikatakan kurban. Karena orang yang sudah terpaut hatinya dengan Allah SWT, dekat dan cinta dengan Allah SWT, ia akan siap mengurbankan apapun yang dapat menghalangi hubungan kedekatannya dengan Allah SWT. Maka ia akan perangi dan korbankan egoismenya, ambisinya, kerakusannya, ketamakannya, kelicikannya, rasa malasnya dalam beribadah dan sifat-sifat buruk lainnya. 

Melalui pemahaman makna terhadap ibadah kurban yang kita lakukan, khatib ingin mengetuk hati kita semua, mari kita tanamkan sikap rela berkurban untuk mencari mardhatillah dan berbuat yang terbaik untuk kemaslahatan manusia, baik itu tenaga, waktu, harta bahkan jiwa sekalipun. Karena jika kita sudah mempunyai kemampuan tetapi tidak mau berkurban, maka Rasulullah SAW sangat mengecam orang tersebut. Seperti dijelaskan dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam Ibnu Majah : “Barang siapa yang mempunyai kecukupan untuk berkurban dan ia tidak berkurban, maka janganlah dekat-dekat dengan tempat shalat kami.”

 

Kaum muslimin dan muslimat jamaah shalat Idul Adha Polda Bengkulu Rohimakumullah.

Terakhir, khatib mengajak jamaah sekalian, mari kita muhasabah diri di hari Iedul Adha yang mulia ini. Jika kita belum mampu menyembelih binatang kurban sebagai wujud syukur kita, maka sembelihlah sifat hewani dalam diri kita. Jika kita belum mampu melempar jumroh dalam pelaksanaan haji dan umroh, maka lemparkanlah sifat kebencian dan egoisme dalam hati kita. 

Jika kita belum mampu mengelilingi ka'bah untuk thowaf, maka kelilinglah ketempat sanak saudara, tetangga, dan sahabat untuk menjalin ukhuwah atau persaudaraan.

Nabi Ibrahim AS tidak diperintah Allah SWT untuk membunuh Ismail, Nabi Ibrahim AS hanya diminta Allah SWT untuk membunuh rasa “kepemilikan” terhadap Ismail. Karena hakikatnya semua yang kita miliki adalah titipan dan miliknya Allah. Semoga Allah SWT menganugrahkan keshalihan yang dimiliki nabi Ibrahim dan keikhlasan yang dimiliki nabi Ismail kepada kita semua. Kearifan kita sebagai seorang muslim akan semakin mantap dan sempurna jika kita mengenal dan memahami siapa diri kita yang sesungguhnya. Karena, siapa yang mengenal dirinya, maka akan mengenal Tuhannya (Man Arofa Nafsahu Faqod Arofa Robbahu), dan siapa yang mengenal Tuhannya, akan semakin arif hidupnya dan semakin ta’at ibadahnya, yang pada akhirnya semakin sholeh dan sholehah hidupnya. 

Demikianlah khutbah Idul Adha 1445 H/ 2024 M, semoga bermanfaat untuk kita semua, khususnya dalam berbuat dan beramal untuk kebahagian hidup Finddunya wal Akhirah.

Allah Humma Yaa Allah, Dzat yang senantiasa mencurahkan rahmat dan nikmat kepada para hamba-Nya. Maha besar kekuasaan-Mu yaa Maalik. Kami agungkan asma-Mu, karena  Engkau Tuhan tempat kami mohon pinta dan menyampaikan harapan. Oleh karena itu ya Allah SWT terimalah kehadiran kami pada pagi hari ini dengan sifat-Mu yang maha pengasih lagi maha penyayang.

Allahummah Ya Allah, terkhusus untuk saudara-saudara kami yang sedang menunaikan ibadah haji di tahun ini, jadikanlah ya Allah mereka haji yang mabrur dan hajah yang mabrurah. Bagi saudara-saudara kami di tahun ini yang melaksanakan pemotongan hewan kurban, maka terimalah kurban kami ya Allah, jadikanlah kurban yang kami lakukan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepadamu ya Allah dan mendapatkan keberkahan dan keridhoan-Mu dengan nilai ketaqwaan terbaik disisimu ya Allah. 

Ya Allah, terkhusus bagi kami yang hadir pada saat ini limpahkanlah rezki-Mu ya Allah, sehingga kami juga dapat menunaikan ibadah haji ke Baitullah dan kembali berkurban dimasa yang akan datang. Ya Allah, terimalah seluruh persembahan dan pengurbanan kami sebagai amal sholeh dan Sholehah disisi-Mu.

 

Kategori :