RADAR BENGKULU.BACAKORAN.CO, MUKOMUKO - Kepala Dinas Pertanian (Kadistan) Kabupaten Mukomuko, Pitriyani, S.Pt mengungkapkan, ia telah meminta kepada penyuluh pertanian lapangan (PPL) untuk mendata petani tanaman pangan dan hortikultura yang menggunakan pupuk organik.
Kata Pitriyani, informasi yang ia terima, sekarang banyak petani di Mukomuko sudah memanfaatkan pupuk organik untuk menyuburkan tanaman pangan dan hortikultura. Khusunya petani yang menggarap areal persawahan di Kecamatan Lubuk Pinang.
Petani mulai memanfaatkan pupuk organik ini pasca ada beberapa demonstration plot (Dmplot) padi organik menunjukan hasil positif.
Salah satunya Demplot padi organik yang berhasil yaitu budidaya padi total organik yang terintegrasi dengan MA-11 di SP8 Kecamatan Lubuk Pinang beberapa waktu lalu yang disupport Bang Indonesia (BI).
"Demplot padi total organik terintegrasi MA-11 yang didukung oleh BI beberapa waktu lalu menunjukan hasil yang positif," ujar Pitriyani.
Ia mengatakan, dari hasil pegubinan, diperkirakan padi organik yang terintegrasi dengan MA-11 garapan petani di SP8 Lubuk Pinang bisa menghasilkan gabah lebih dari 10 ton per hektar.
BACA JUGA:Peringatan Hari Buruh Internasional di Mukomuko Terpantau Sepi, Hanya Puluhan Orang Aksi di DPRD
BACA JUGA:Tetapkan KLB, Pemkab Mukomuko Serius Tanggulangi Penyakit DBD
"Ini menunjukan kalau padi organik, jika dikelola dengan tepat, hasilnya bisa lebih dari budidaya yang menggunakan pupuk kimia," kata Pitriyani.
Melihat keberhasilan Demplot padi organik di SP8, petani di Lubuk Pinang banyak yang mulai membudidayakan padi berbasis organik. Akan tetapi, dinas butuh data detil soal petani yang memanfaatkan pupuk organik untuk menyuburkan tanaman.
"Makanya, saya meminta kepada penyuluh untuk melakukan pendataan," papar Kadis.
Dijelaskannya, tujuan dari pendataan ini, agar Dinas Pertanian Mukomuko memiliki data sebagai rujukan mengambil kebijakan bidang pertanian.
Tidak menutup kemungkinan pula, Dinas Pertanian dan organisasi terkait lainnya bisa membuka pasar khusus produk padi organik dan hasil pertanian organik lainnya.
"Kalau sudah ada data detil, dan nanti petani yang bersangkutan konsisten menerapkan budidaya pertanian organik, pemerintah bisa membuka pasar khusus. Ya, kita ketahui sekarang, hasil produksi pertanian organik itu lebih mahal ketimbang pertanian pupuk kimia," terang Pitriyani.
BACA JUGA:Gerindra Mukomuko Kirim Sinyal Siap Koalisi dengan Golkar dan Berpasangan dengan Huda