Menurut Cladwin, sudah ada tiga atau empat mobil pemadam kebakaran yang datang.
Namun api masih belum padam pada Rabu (4 Maret) sore menjelang wawancara. “Semua orang harus bersiap untuk mengungsi jika terjadi ledakan.
Karena api mulai dari lantai 4 dan kabarnya ada bahan peledak di lantai 3. Jaraknya lumayan jauh dari asrama kami,” kata Cladwin.
Cladwin mengakui, yang dia tidak tahu kapan fasilitas kampus akan diperbaiki. – salah satu yang paling luar biasa adalah ketel air di setiap lantai juga rusak akibat gempa.
“Sejauh ini saya hanya bisa mengatakan bahwa kita baik-baik saja. Tidak ada kebutuhan mendadak atau apa pun. “Doakan keselamatan Hualien,” jelasnya.
Dihubungi terpisah, Indra Putra Taufani, mahasiswa S3 di Hualien dan pekerja paruh waktu di Rumah Sakit Tzu Chi Hualien, mengaku baru saja menaiki lift menuju tempat kerjanya di lantai 9 rumah sakit tersebut saat gempa terjadi.
Pertama , pria berusia 41 tahun itu sama sekali tidak peduli karena seperti Cladwin, gempa Hualien adalah hal biasa baginya.
“Yang saya bandingkan adalah gempa Taiwan. “Kalau mereka lari, saya juga lari,” kata seorang pria asal Yogyakarta dikutip dari BBC News Indonesia.
Saat warga sekitar lari keluar, Indra pun menyelamatkan diri.Tinggal di luar gedung rumah sakit di Kota Hualien selama tiga tahun, Indra melihat banyak fasilitas yang rusak, seperti pipa air bocorIndra mengaku masih merasakan gempa susulan dan masih terjaga.
Septi, 33 tahun, yang sedang mengejar gelar doktor di Taipei – sekitar 3,5 jam perjalanan dari Hualien juga merasakan dampak gempa Hualien saat ia bangun pada pukul 07:58 waktu setempat.
“Gempa mulai terasa tapi Mungkin karena saya sudah terbiasa dengan gempa di sini, jadi saya diam saja. Beberapa saat kemudian, saya merasa ‘Bagaimana, intensitasnya meningkat?’” kata Septi .
Septi segera mencari perlindungan di bawah meja dengan panik. Meski merasakan gempa susulan di bulan September, karena jauh dari Hualien, namun ia tetap merasa was-was dan mulai semakin hati-hati mencari tempat berlindung, seperti di bawah meja jika terjadi gempa.
Sejauh ini tidak ada WNI yang menjadi korban gempa Taiwan
Judha Nugraha, Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri RI, mengatakan dalam keterangan tertulis yang diperoleh dari sumber BBC News Indonesia pukul 18:08 WIB.
Gempa bumi atau tsunami.Menurut informasi dari otoritas imigrasi Taiwan, jumlah WNI di Hualien, Taiwan sebanyak 3.343 orang, sebagian besar adalah pekerja migran Indonesia.
“Total WNI di Taiwan berjumlah 284.751 orang”. kata Judha.