Teknologi informasi yang sedang marak akhir-akhir ini diibaratkan seperti pisau bermata dua.
Disatu sisi bisa mendapat tambahan ilmu ataupun pengetahuan yang baru. Disisi yang lain, malah menyesatkan atau membingungkan, seperti berita bohongan (hoax) yang banyak berseliweran di sekitar masyarakat.
BACA JUGA:Usai Dapat Sanksi dari KASN, PJ Walikota Bengkulu Didesak Mengundurkan Diri
Disinilah bedanya, dengan orang yang memiliki kecintaan terhadap membaca. Bisa memilah dan memilih informasi mana yang tepat.
Disinilah yang membedakan, dengan orang yang suka membaca tidak akan langsung percaya sepenuhnya terhadap informasi yang disajikan media sosial atau sejenisnya. Buku merupakan sumber primer. Dengan membacanya seseorang akan terlatih untuk berpikir kritis dan analisis. Jadi, tidak mudah terprovokasi atau terhasut dengan berita yang belum tentu benar.
Oleh karena itu, Perpustakaan Provinsi Bengkulu mengharapkan kerjasama dan dukungan dari semua pihak untuk sama-sama membantu peduli terhadap pengembangan maupun pemerataan penyediaan bahan bacaan masyarakat, sehingga kesenjangan baik ilmu, pengetahuan maupun informasi bisa teratasi secara bertahap.
Dengan demikian, tingkat literasi di masyarakat berangsur lebih membaik dan dapat meningkatkan minat baca masyarakat kedepannya.