Dengan kesuksesan implementasi e-voting dalam Pemira Unib, diharapkan bahwa langkah ini dapat menjadi inspirasi bagi institusi-institusi lainnya dalam mengadopsi teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam proses demokrasi.
BACA JUGA:Tim Satgas TMMD 119 Kodim 0428/Mukomuko Tunaikan Penyuluhan KB Kesehatan dan Posyandu
BACA JUGA:Rapat Paripurna Istimewa DPRD Mukomuko Dalam Rangka Hari Jadi Kabupaten Berlangsung Khidmat
Untuk diketahui, Pemilu Mahasiswa Unib yang mengungkapkan sistem elektronik atau e-voting. Melalui aplikasi e-voting, dilaksanakan pada Jumat dari pukul 08.00 WIB hingga 14.00 WIB pada Jumat 23 Febuari 2024. Pada PEMIRA kali ini ada dua calon.
Yakni Paslon Nomor 01, Fadhil Rakhmad dari Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) bersama Devinta Rahma Vianti dari Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), bertarung melawan Paslon Nomor 02, Ridhoan Parlaungan Hutasuhut dari Prodi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan Yoandha Audritama Ihza Kesuma dari Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian (FP)
Dari mahasiswa aktif, yang berjumlah 18.126 orang, memiliki hak suara dalam Pemira tahun ini.
Tingkat partisipasi mencapai 35 persen, dengan total suara yang masuk sebanyak 6.358 suara.
Hasil penghitungan menunjukkan keunggulan yang jelas, dimana Paslon Nomor 02 berhasil meraih 4.426 suara atau 69,61%. Sedangkan Paslon Nomor 01 memperoleh 1.932 suara atau 39,39%.
Dengan demikian, ditetapkan Paslon Nomor 02, Ridhoan dan Yoandha, sebagai pemenang dalam Pemilihan Presiden Mahasiswa Unib.
Keputusan ini akan segera disampaikan kepada pihak Rektorat Unib untuk pengesahan lebih lanjut.
Dengan menggunakan teknologi e-voting, Unib telah menorehkan sejarah baru dalam penyelenggaraan pemilihan mahasiswa, menunjukkan komitmen mereka untuk memanfaatkan inovasi teknologi dalam mendukung proses demokrasi dan partisipasi aktif mahasiswa.
Langkah ini diharapkan akan menjadi inspirasi bagi institusi pendidikan lainnya di seluruh Indonesia untuk terus berinovasi dalam proses demokrasi kampus.