OLEH: AZMALIAR ZAROS
RADAR BENGKULU - FATMAWATI sudah berusaha berbuat baik saat tinggal di rumah Bung Karno itu. Tapi entah mengapa Ratna Juaimi mengadu kepada bapaknya bahwa Fatmawati tidak disenangi oleh kawan-kawannnya dan gurunya. Sebab, perbuatannya serta tabiatnya kurang baik di sekolah.
Mengetahui dan mendengar hal itu, Fatmawati sedih dan kecewa atas tingkah laku teman dekatnya itu. Tak lama setelah mendengar laporan itu dar Ratna Juaimi, ayahnya dipanggil Bung Karno.
Beliau marah dan memberitahu bahwa anak Hasan Din tingkah lakunya kurang terpuji. Mendengar hal itu, ayahnya segera menemui pimpinan sekolah (Moederoverste Caroline) dan gurunya, Zr Vincenze.
Kepada pimpinan dan gurunya, ayahnya menanyakan prihal keadaan dia di sekolah. Ayahnya mendapatkan penjelasan bahwa sifat dan tingkah laku Fatmawati sangat baik dan sopan.
BACA JUGA:Abrasi, Kades Pasar Sebelat Desak Pemerintah Bangun Breakwater
Mendegar penjelasan itu, ayahnya mengutarakan bahwa Fatmawati akan keluar saja dari sekolah. Sebab, ayahnya tidak mampu membayar uang sekolah sebesar 5 gulden, karena dianggap anak angkat dari Bung Karno. Sedangkan Ratna Juaimi ditanggung Bung Karno. Sedangkan ia dibayar ayahnya sendiri.
Rupanya soal uang sekolah ini terdengar oleh pastor Cobben. Kemudian selang beberapa hari kemudian Fatmawati dipanggil oleh Pastor Cobben dan mengatakan supaya Fatmawati teruskan saja sekolahnya. Dan tiap bulan disuruh datang ke Pastor untuk mengambil uang sekolah.
Akhirnya Fatmawati menurut saja atas tawaran itu. Lalu, dia mengucapkan terima kasih atas bantuan itu. Dengan demikian dia terus sekolah dan ayahnya sudah bebas dari tanggungan uang sekolah.
BACA JUGA:ISC Ke-28 Pramuka UIN Fatmawati Bengkulu: Mengukir Prestasi Bersama 1800 Peserta
Sejak kejadian itu, dia meninggalkan rumah Bung Karno. Dia pindah ke rumah neneknya. Kebetulan letaknnya tidak begitu jauh dari rumah Bung Karno itu.
Ia pindah dari rumah Bung Karno itu bulan September. Setelah itu, dia tidak pernah kembali ke rumah Bung Karno itu.
Pada bulan Oktober, sekira pukul 07.30 WIB, dia dipanggil gurunya.
‘’Koom Fat ga met mij mee! (ayo Fat, ikuti aku!)’’ ujar gurunya.
‘’Goed zuster,’’ jawab Fatmawati dengan hati risau- ada apa gerangan aku dipanggil dan disuruh mengikutinya?