Abrasi, Kades Pasar Sebelat Desak Pemerintah Bangun Breakwater
Kades Pasar Sebelat Desak Pemerintah Bangun Breakwater--
RBI, PUTRI HIJAU - Abrasi yang terjadi di sepanjang garis Pantai Bengkulu-Mukomuko saat ini semakin menghawatirkan. Dampak parahnya abrasi yang terjadi juga dirasakan masyarakat Desa Pasar Sebelat, Kecamatan Putri Hijau, Kabupaten Bengkulu Utara yang saat ini telah mengancam permukiman masyarakat.
Kepada RADAR BENGKULU, Kepala Desa Pasar Sebelat, Zamari mengatakan, sejak tahun 2018 hingga saat ini Desa Pasar Sebelat telah kehilangan daratan hingga 1 kilo meter (KM) akibat abrasi dan majunya garis pantai.
"Sama-sama kita saksikan bagaimana kebun masyarakat yang dulunya luas, saat ini hilang lantaran digerus abrasi laut. Terhitung dari 2018 telah 1 KM lebih garis pantai maju akibat abrasi," ungkap Kades.
BACA JUGA:Pemkab BU Persiapkan Pelaksanaan Peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia
Lanjutnya, berbagai upaya serta usulan telah dilakukan Pemerintah Desa untuk mendapat perhatian pemerintah dalam menanggulangi dampak abrasi tersebut. Namun hingga saat ini permintaan agar dapat dibangunnya pemecah gelombang atau breakwater belum membuahkan hasil. Meski sempat mendapat informasi akan dibangunnya breakwater pada tahun 2023 ini, hal itu tidak pernah terealisasi hingga akhir tahun 2023.
"Kita telah usulkan berkali kali ke pemerintah, baik Kabupaten, Provinsi, hingga Pusat untuk penanggulangan abrasi yang terjadi, namun belum ada responnya positif yang kami dapat. Sempat ada informasi, usulan kami akan direalisasi tahun 2023, dan hingga saat ini nampaknya belum ada realisasinya" terang Zamari.
BACA JUGA:Mutasi, 30 Pejabat Bengkulu Utara Tempati Posisi Baru
BACA JUGA:Sektor Kelautan, Potensi Investasi Menguntungkan di Bengkulu Selatan
Di sisi lain Kades pun berharap, Pemerintah Kabupaten, Provinsi serta Pusat untuk dapat memperhatikan kondisi abrasi yang terjadi di desanya itu. Apa lagi, saat ini abrasi telah mengancam permukiman masyarakat serta keselamatan warga.
"Harapannya tentu Pemerintah segera bangun breakwater agar abrasi tidak semakin parah. Saat ini ada 6 rumah warga yang jaraknya hanya beberapa meter dari laut dan sewaktu waktu bisa saja jatuh akibat tergerus abrasi, tentu sangat membahayakan," harap Kades. (bri)