
RADAR BENGKULU, MANNA - Dari letak dan luas Kabupaten Bengkulu Selatan,yang terdiri dari sebelas Kecamatan.
Tentunya dalam satu daerah tidak terlepas dari yang namanya bencana,baik itu bencana alam ataupun non alam. Untuk Bengkulu Selatan sendiri yang perlu diwaspadai oleh masyarakat ada enam jenis bencana yang bisa menimpa,yang nama bencana itu terletak diberbagai Kecamatan.
Kepala BPBD Bengkulu Selatan Hen Yepi,S.Pi menyampaikan adapun enam bencana yang bisa saja terjadi dan menjadi ancaman antaranya banjir, longsor, bencana gempa bumi, tsunami, cuaca ekstrem serta kebakaran. Yang mana dari keenam ancaman itu tidak bisa kita hindari,bahkan bisa dikatakan sering terjadi.
BACA JUGA:Usai Dilaporkan OKP ke Kejaksan Negeri Manna, KPU BS Juga Dilaporkan ke Kejati Bengkulu
BACA JUGA:TMMD Ke-124 Kodim 0408/BS dan Warga Semangat Kebut Pembangunan Talud
"Seperti bencana banjir hal ini biasa terjadi didaerah yang mempunyai sungai yang cukup besar, yang mana Bengkulu Selatan mempunyai 9 sungai dan yang sering banjir yaitu sungai Kedurang sepanjang Kecamatan Kedurang dan Kedurang Ilir,kalau sungai Bengkenang terletak disepanjang Kecamatan Air Nipis dan Seginim,serta disungai Pino,"papar Hen Yepi Minggu(24/05).
Kalau bencana longsor,daerah yang sering terdampak ada di Kecamatan Ulu Manna dan Pino Raya. Kalau untuk cuaca ekstrim dan gempa tidak bisa ditentukan, hampir semuanya bisa merasakan. Sedangkan untuk ancaman bencana tsunami ada didaerah pesisir ada dienam Kecamatan,mulai dari Kecamatan Pino Raya,Kota Manna,Pasar Manna,Manna,Bunga Mas dengan Kedurang Ilir.
Terkait potensi bencana Tsunami ini sudah dilakukan penyusunan bersama pihak UNIB beberapa waktu yang lalu,untuk itu kusus masyarakat yang tinggal didaerah pesisir diminta untuk selalu siap siaga kalau nantinya ada potensi terjadi bencana Tsunami.
"Untuk itu kita juga berharap kepada Pemerintah Desa,untuk terus mensosialisasikan terkait adanya ancaman bencana,bagimana caranya dalam melakukan evakuasi bencana. Bahkan tahun ini kita akan melakukan kegiatan sosialisasi kegiatan tanggap bencana diduga desa yang menjadi titik rawan bencana,sehingga nantinya masyarakat tidak panik saat menghadapinya,"pungkas Hen Yepi.