Walaupun begitu, proses pengolahan tepung sagu ini telah dilakukan dengan teliti sehingga racun sianida yang terkandung telah dihilangkan.
Tepung sagu yang dipakai dalam pisang goreng ini berasal dari singkong yang dikenal sebagai "thebal" dalam bahasa Kei.
Singkong itu diparut, selanjutnya sarinya dipisahkan dan dibuang karena mengandung racun sianida.
Ampasnya lalu dijemur sampai kering dan diolah menjadi tepung sagu yang dapat dikonsumsi dengan aman.
Walaupun terdengar asing, tepung sagu ini sebenarnya memberikan tekstur yang khas pada pisang goreng, yakni crispy di bagian luar namun empuk di bagian dalam.
Menurut pakarnya, pisang goreng sianida memiliki tekstur yang tidak sama dengan pisang goreng biasanya.
Seorang pengunjung, Nadia, menyatakan bahwa pisang goreng ini garing di luar tetapi lembut di dalam.
"Di desa, harga per bijinya hanya Rp1.000, dan rasanya benar-benar unik dibandingkan pisang goreng biasa," kata Nadia.