Tradisi yang berarti “Ekor-Mengekor” dalam bahasa Kreol Portugis ini dilaksanakan setiap menjelang Natal.
Diawali dengan mengunjungi Gereja lebih dahulu untuk beribadah. Setelah itu, mereka berkeliling desa dan mengunjungi rumah-rumah dalam rombongan seperti ekor yang memanjang, sambil menyanyikan lagu keroncong.
Puncak perayaan ini akan diisi dengan tradisi mandi-mandi, saling mengoleskan bedak putih ke wajah masing-masing.
Menurut pakarnya, aktivitas tersebut melambangkan penghapusan dosa dan pemberian ampun, serta untuk memulai dan menyambut Tahun Baru dalam kondisi yang suci.
Selesai dengan tradisi, acara diakhiri dengan jamuan makan di tempat yang terakhir disinggahi.
Wayang Wahyu (Yogyakarta)
Mendekati perayaan Natal, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memunculkan seni wayang kulitnya.
Berbeda dengan wayang umumnya yang mengisahkan Mahabharata atau Ramayana, pertunjukan Wayang Wahyu mengisahkan cerita dalam Alkitab dan sebagai media untuk menyampaikan wahyu atau firman Tuhan.
Pertama kali hadir pada 1960an, pertunjukan ini umumnya diadakan di gereja-gereja tertentu di Jawa, di mana fungsinya untuk mengingatkan jemaat Katolik agar menjalin keharmonisan satu sama lain serta menjadi lambang inkulturasi budaya.