Makanan ini menjadi bagian penting dalam pertemuan antara Keraton Surakarta dan pemerintah Hindia Belanda, menandakan betapa enamnya sejarah yang melatarbelakanginya.
Istilah "selat" sendiri berasal dari bahasa Belanda, yaitu "slachtje," yang berarti irisan daging kecil.
Namun, masyarakat Solo lebih akrab dengan sebutan “selat” karena kesulitan mengartikannya dalam bahasa Belanda.
Isi dari selat Solo mirip dengan salad Eropa, terdiri dari sayuran segar seperti buncis, wortel, selada, tomat, kol, dan timun, serta tambahan daging sapi atau telur rebus.
Perbedaan utama terletak pada kuahnya, yang terbuat dari campuran kecap manis, cuka, lada, kecap Inggris, dan bawang putih, menggantikan fungsi mayones yang biasa ditemukan dalam salad Barat.
Sebagai makanan khas, selat Solo mudah ditemukan di berbagai tempat di Kota Solo, termasuk di Pasar Klewer.
Jadi, jika Anda sedang berbelanja di Pasar Klewer, pastikan untuk mampir dan mencicipi kelezatan selat Solo.
Sate Buntel
Sate Buntel adalah hidangan khas yang terbuat dari daging kambing yang dicincang halus dan dibumbui dengan bawang putih, kemudian dibungkus dengan rapi.