Dengan kecintaannya dan keluarga terhadap durian, Iis pun mulai berpikir kreatif untuk menghadirkan olahan baru yang berbeda dan menarik.
Selama ini, durian sering digunakan untuk membuat kolak, es campur, dan jus. Namun, untuk menghadirkan sesuatu yang baru dan menghindari kebosanan, saya mencoba mengombinasikan daging dengan durian.
Ternyata, hasilnya enak dan tak membosankan," ungkapnya.
Dari ide tersebut, ia pun mulai menjual olahan bakso durian di warungnya. Varian bakso yang ditawarkan meliputi bakso durian original dan bakso durian bakar.
Bakso durian original dibanderol seharga Rp 10 ribu per porsi, sementara bakso durian bakar dihargai Rp 12 ribu per porsi.
Tak heran jika bakso durian dengan harga yang ekonomis ini menjadi favorit banyak orang, terutama para pecinta durian.
Omset penjualan bulanan Iis mencapai sekitar Rp 30 juta. Ia mengungkapkan bahwa selama masa pandemi, ia menerima banyak pesanan, baik melalui penjualan online maupun sistem COD (cash on delivery).
Iis tidak terlalu menghitung keuntungan secara rinci; baginya, yang terpenting adalah pendapatan yang cukup untuk modal ulang dan membiayai karyawan.