"Tidak satu pun rumah, melainkan Malaikat Maut berdiri di pintunya lima kali sehari. Apabila dia menemukan seseorang sudah habis jatah makanannya dan berakhir ajalnya, maka dia menimpakan sakaratul maut kepadanya, sehingga orang itu diliputi kesusahan-kesusahan maut dan dihimpit tekanan-tekanannya,"
Setelahnya, Rasulullah SAW ditunjukkan bersama Malaikat Maut beragam kondisi keluarga yang salah satu anggotanya dicabut nyawanya tersebut. Ada yang mengurai rambut, memukul wajah, menangis saking sedihnya hingga berteriak menyesal.
Malaikat Maut pun berkata, "Celaka kalian, kenapa kalian gusar? Aku tidak menghilangkan rezeki seorang pun dari kamu sekalian, aku tidak memperpendek ajalnya, aku tidak akan datang kepadanya kecuali diperintah, dan aku tidak akan mencabut nyawanya kecuali setelah aku baca daftarnya,"
Rasulullah SAW turut bersabda, "Demi Allah Yang menggenggam jiwaku, andaikan orang-orang itu melihat di mana Malaikat Maut berdiri dan mendengar perkataannya, niscaya mereka tidak peduli lagi dengan keluarga mereka yang wafat itu dan niscaya mereka menangisi diri mereka sendiri,"
Abu Nu'aim Al Hafizh menambahkan dalam Tsabit Al Bunani bahwa Malaikat Maut dipastikan selalu dalam posisi siap memperhatikan tiap nyawa makhluk hidup selama 24 jam. Malaikat Maut hanya menanti perintah dari Allah SWT untuk mencabut nyawa sudah ditakdirkanNya.
"Apabila dia (Malaikat Maut) disuruh mencabutnya, maka dia cabut. Dan kalau tidak, maka dia pergi. Ini berlaku umum pada semua makhluk yang bernyawa," tandasnya.(***)