Berikut 8 Penyakit Kulit yang Tidak Menular

Selasa 17 Dec 2024 - 08:31 WIB
Reporter : Adam
Editor : Syariah m

 

Radarbengkulu.bacakoran.co

Ada berbagai jenis penyakit kulit yang tidak menular dan masing-masing memiliki gejala yang berbeda. Sebagian penyakit kulit tersebut tidak berbahaya, tapi ada juga yang perlu dikenali sejak dini agar bisa cepat diobati sebelum menimbulkan masalah kesehatan yang serius.

Kulit merupakan organ terbesar di tubuh manusia dan berfungsi sebagai pelindung atau perisai tubuh dari berbagai benda asing, seperti debu, zat kimia, sinar matahari (sinar UV), hingga virus dan kuman. Karena perannya tersebut, kulit bisa rentan mengalami berbagai masalah kesehatan, mulai dari infeksi, iritasi, alergi, hingga peradangan atau luka.

BACA JUGA:Berikut Masker Berbahan Alamiah untuk Kulit Putih Berseri

BACA JUGA:Ini Bedak untuk Kulit Berminyak serta Cara Menggunakannya

Penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi, baik infeksi virus, bakteri, atau jamur, umumnya bisa menular. Namun, penyakit kulit yang disebabkan oleh penyebab lain selain infeksi biasanya tidak menular.

Meski demikian, penyakit kulit yang tidak menular bisa saja menimbulkan keluhan yang mengganggu, seperti gatal-gatal, bentol, ruam di kulit, kulit kering, atau perubahan warna kulit sehingga mengganggu penampilan.

 

Dilansir dari laman alodokter.com, berikut beberapa jenis penyakit kulit tidak menular yang penting untuk diketahui:

 

1. Dermatitis

Dermatitis adalah penyakit kulit yang terjadi akibat peradangan atau iritasi di kulit. Penyakit kulit tidak menular ini bisa menimbulkan keluhan gatal, kulit kering, bentol-bentol, atau ruam.

Ada beberapa jenis dermatitis, yakni dermatitis atopik atau eksim,dermatitis kontak iritan dan alergi, serta dermatitis seboroik. Kondisi ini bisa dialami siapa saja di semua usia, termasuk bayi.

Eksim dan dermatitis kontak alergi umumnya lebih berisiko terjadi pada orang yang memiliki riwayat alergi, asma, atau riwayat penyakit serupa di keluarga. Sementara itu, dermatitis kontak iritan lebih berisiko terjadi pada orang yang sering terpapar benda atau zat kimia yang bersifat iritatif di kulit, misalnya zat kimia keras, alkohol, deterjen, atau limbah industri.

Kategori :