Ini Ganjaran Pahala Bagi Muslimah yang Mengerjakan Pekerjaan Rumah Tangga

Selasa 12 Nov 2024 - 06:11 WIB
Reporter : fahmi
Editor : syariah m

Dikutip dari buku 165 Wasiat Rasul untuk Perempuan oleh Amr Abdul Mun'im Salim dan Syekh Ibrahim Muhammad al-Jamal, seorang istri yang melakukan pekerjaan rumah tangga adalah muslimah istimewa.

 

Anas bin Malik r.a. berkata bahwa beberapa perempuan pernah mendatangi Rasulullah SAW dan mereka berkata: "Wahai Rasulullah, para lelaki mempunyai keistimewaan dapat pergi berjihad di jalan Allah, sedangkan kami tidak punya pekerjaan yang pahalanya setara dengan para mujahidin di jalan Allah."

 

Setelah mendengar penuturan para perempuan itu maka Rasulullah SAW bersabda:

 

"Pekerjaan rumah tangga seorang di antaramu, pahalanya setara dengan jihadnya para mujahidin di jalan Allah."

 

Pekerjaan rumah tangga juga dilakukan Asma binti Abu Bakar. Asma menikah dengan Zubair yang merupakan sahabat Rasulullah SAW.

BACA JUGA:Menutup Aurat Sangat Penting Bagi Kaum Muslimah, Jika Tidak Dilaksanakan? Maka Ini Yang Didapatkan

Asma binti Abu Bakar berkata, "Ketika aku dinikahi oleh az-Zubair, ia kala itu tidak punya harta apa-apa, tidak juga seorang budak, kecuali seekor kuda. Lalu, aku mulai bertugas memberi makan kudanya, memasak makanan di rumahnya, membawa kayu bakar untuk Fatimah, dan menampung air minum, menyimpan tempat perasan air susu, dan membuat adonan roti.

 

Kala itu aku belum bisa membuat adonan roti, dan aku dibantu oleh para tetangga dari perempuan-perempuan Anshar dan mereka memang benar-benar perempuan yang bisa dipercaya. Aku juga bertugas memindahkan kayu bakar dari kebun az-Zubair, kebun yang dihadiahkan Rasulullah SAW kepadanya, dengan meletakkannya di atas kepala, dan jarak kebun itu dari rumahku sekitar sepertiga farsakh."

 

Asma kembali bercerita, "Suatu hari aku datang dari kebun. Mengetahui jika aku malu berjalan dengan kaum laki-laki maka Rasulullah SAW segera berlalu. Ketika aku bertemu dengan az-Zubair di rumah maka aku berkata kepadanya, 'Rasulullah berpapasan denganku di jalan dan aku kala itu sedang menjunjung biji kurma, beliau kala itu sedang bersama-sama para sahabatnya.

 

Kategori :