Susu Kental Manis Kurang Baik Jika Dikonsumsi Rutin Oleh Balita

Edukasi gizi dan larangan penggunaan kental manis pada balita di Provinsi Bengkulu-Windi/RADAR BENGKULU-

RADAR BENGKULU  - Susu kental manis lebih banyak mengandung gula dari pada protein. Sehingga membahayakan bagi balita. Bahkan, jika dikonsumsi secara rutin, itu berpotensi berdampak signifikan bagi bayi yang mengakibatkan stunting. 

Hal ini disampaikan oleh Yayasan Abhipraya Insan Cendikia Indonesia (YAICI) saat orientasi kader Aisyiyah pencegahan stunting, edukasi gizi dan larangan penggunaan kental manis pada balita di Provinsi Bengkulu.

Kegiatan yang diselenggarakan pada Rabu, 25 September 2024 di Kampus 4 Universitas Muhammadiyah Bengkulu itu diselenggarakan oleh Pengurus Pusat Aisyiyah bekerjasama dengan YAICI, untuk memberikan edukasi gizi dan larangan penggunaan kenal manis pada balita di Provinsi Bengkulu.

Dikatakan Ketua Harian YAICI, Arif Hidayat, susu kental manis hanya mengandung 1 gram protein pertakaran saji 4 sendok makan, sementara kandungan gulanya mencapai 50 persen. Karena itu, kandungan gizi pada kantal manis, seperti kalsium dan protein lebih rendah dibanding susu lain dan tidak mencakup kebutuhan gizi anak. 

Hal ini menurut Arif Hidayat hasil penelitian dari tim Peneliti YAICI dan Guru besar UMJ,  Prof. Dr. Tria Astika Endah Permatasari, M.K.M.

BACA JUGA:Pendidikan PAUD Kunci Mewujudkan SDM Unggul Menuju Indonesia Emas 2045

BACA JUGA:6 Manfaat Menggunakan Sunscreen Setiap Hari, Perlindungan Maksimal untuk Kesehatan Kulit

"Sebenarnya kental manis itu bukan lah susu, akan tetapi dimasyarakat kita sudah tertanam bahwa kental manis itu susu. Kental manis ini sangatlah berbahaya jika digunakan sebagai pengganti susu. Seharunya kental manis hanya digunakan sebagai topeng saja," ujarnya.

Selanjutnya dia menyatakan bahwa kental manis jika dikonsumsi oleh balita ataupun ibu hamil, berdampak signifikan mengakibatkan anak stunting. Bahkan dari temuan tim mereka di lapangan dari hasil statistik dari total anak stunting 20 persen diakibatkan konsumsi kenal manis.

"Kita temukan di lapangan itu dari lima anak yang stunting itu diakibatkan konsumsi kental manis. Bahkan ada juga dari lima anak stunting kelimanya akibat konsumsi kenal manis," ungkapnya.

BACA JUGA:Pengen Tahu Makanan Rendah Kalori yang Mengeyangkan? Ini 9 Makanan yang Disarankan

BACA JUGA:Mari Cari Tahu, Berapa Kalori yang Dibutuhkan Pria dan Wanita Dewasa Perharinya? Ini Tinjauannya

Ditambahkannya, karena sudah sejak lama masyarakat diberikan asumsi bahwa kental manis merupakan susu dengan harga yang terjangkau, maka masyarakat beranggapan bahwa jika anaknya diberikan kental manis sudah mencukupi protein yang dibutuhkan oleh balita. Padahal sejatinya tidak demikian. Karena, kental manis lebih banyak mengandung gula. Maka dari itu perlu memberikan edukasi kepada masyarakat melalui kader Aisyiyah.

"Selain harga kental manis relatif terjangkau oleh masyarakat, kemudian beranggapan bahwa jika sudah minum kental manis, maka anak sudah meminum susu untuk mendapatkan kebutuhan bayi. Tidak demikian," katanya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan