Khutbah Jumat: Mencintai Rasulullah
Dr. H. Rozian Karnedi, M.Ag-Adam-
Khatib: Dr. H. Rozian Karnedi, M.Ag
Disampaikan di : Masjid Besar Jami' Babussalam, Jalan P.Natadirja KM.8 Kelurahan Jalan Gedang Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu
Hadirin Jamaaah Jumat Rahimakumullah
Tsauban (sahabat sekaligus pelayan Rasulullah) sangat mencintai Rasulullah. Ia tidak mau jauh atau berpisah dari Rasulullah. Ia selalu mengusahakan diri agar bisa selalu mendampingi Rasulullah. Kapanpun dan dimanapun. Dirumah maupun diperjalananan.
Jika Rasulullah ada tugas diluar. Tsauban begitu gelisah. Ia resah karena tidak bisa menatap wajah Rasulullah. Maka ketika Rasulullah kembali ke rumah, Tsauban langsung menatap muka Rasulullah. Ia gembira manakala dekat dengan Rasulullah. Dan dia sedih ketika Rasulullah tidak ada di dekatnya.
Suatu hari Rasulullah mengunjungi Tsauban. Beliaau mendapatkan Tasuban sangat bersedih. Badannya kurus tidak terurus, seperti orang yang sakit. Padahal pada saat itu Tsauban tidak sakit dan sedang bersama dengan Rasulullah. Rasulullah lantas bertanya kepada Tsauban perihal mengapa dia bersedih.
BACA JUGA:Khutbah Jumat: Penghambat Kesalehan Seorang Muslim
BACA JUGA:Khutbah Jumat: Memakmurkan Masjid dan Hikmahnya
“Kalau teringat akhirat, aku takut tak dapat melihatmu lagi. Sebab, kau akan diangkat ke surga tertinggi bersama para nabi. Lalu, mana tempatku dibandingkan tempatmu ? Mana peringkatku dibandingkan peringkatmu ? ” jawab Tsauban.
“Dan, jika aku tidak masuk surga, niscaya aku tidak dapat melihatmu lagi selamanya,” tambahnya.
Begitulah cinta Tsauban kepada Rasulullah, sangat besar. Hingga ia sampai kepikiran tentang kebersamaannya dengan Rasulullah di akhirat kelak. Apakah dirinya bisa bersama Rasulullah atau tidak.
Rasulullah terharu dengan jawaban Tsauban tersebut. Beliau juga menjadi kasihan dengan pelayannya itu. Namun tak lama setelah itu turun wahyu kepada Rasulullah, yaitu :
“Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul (Muhammad), maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pencinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (QS Al-An’am ayat 69).
Dalam ayat tersebut disebutkan bahwa siapapun yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka ia akan bersama-sama dengan orang yang dianugerahi Allah. Yaitu para nabi, para shiddiqin, para syuhada’ dan para orang shaleh.