Reses Sefty Yuslinah, Masyarakat Keluhkan Solar Langka
Reses Sefty Yuslinah,--
RADAR BENGKULU - Reses masa sidang ke-III dalam rangka menyerap aspirasi masyarakat, Anggota DPRD provinsi Bengkulu Dapil Kota Bengkulu Sefty Yuslinah, S.Sos, M.Ap, melakukan pertemuan dengan masyarakat di Kantor Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Provinsi Bengkulu yang berlokasi Kelurahan Padang Harapan.
Dalam reses tersebut masyarakat mengeluhkan, sulitnya mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) yang membuat antrean di enam SPBU yang menyediakan solar mengalami antrean panjang pada beberapa minggu terakhir ini. Selain itu juga masyarakat kota Bengkulu juga mengeluhkan tingginya harga beras.
Menyikapi hal tersebut, anggota DPRD Provinsi Bengkulu Sefty Yuslinah, S.Sos, M.Ap, mengatakan, kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar menjadi perbincangan hangat di Provinsi Bengkulu. Seiring berjalannya waktu, masalah ini menjadi sebuah pekerjaan rumah, bahkan Gubernur Bengkulu sendiri telah menyadari urgensi penyelesaian permasalahan ini.
Dia menyatakan keprihatinannya terhadap kelangkaan solar yang terus berlanjut. Ia menyoroti bahwa di provinsi tetangga seperti Sumatra Selatan, pasokan solar berjalan lancar tanpa kendala, sementara Bengkulu harus menghadapi kesulitan dalam mendapatkan pasokan BBM tersebut.
BACA JUGA:Komisi III DPRD Provinsi Bengkulu Tinjau Proyek Pembangunan Infrastruktur Jalan, Drainase, Irigasi
"Saya berharap pemerintah daerah dapat segera mencari solusi untuk pengadaan solar, sehingga masyarakat tidak kesulitan dalam mendapatkannya. Keberadaan solar sangat penting, terutama bagi nelayan dan sopir truki," ujar Gubernur Bengkulu.
Para nelayan yang bergantung pada solar untuk operasional perahu dan para sopir truk yang menggunakan solar sebagai bahan bakar utama merasakan dampak langsung dari kelangkaan ini. Ketersediaan solar di SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum), menjadi kunci dalam menjaga roda perekonomian tetap berputar.
Selain kelangkaan solar, masalah lain yang menghantui masyarakat Bengkulu adalah tingginya harga beras. Provinsi ini dikenal sebagai penghasil beras utama, dengan daerah seperti Lebong, Seluma, dan Bengkulu Selatan yang menjadi pusat produksi. Meskipun Bulog (Badan Urusan Logistik) telah melakukan langkah-langkah untuk menjaga harga beras sesuai dengan harga pasaran, kenyataannya harga beras di tingkat konsumen tetap tinggi.
BACA JUGA:Gubernur Rohidin: Berantas Bullying Dengan Semangat Kemandirian
BACA JUGA:Pengusaha Muda Bengkulu Siap Berkontribusi Tingkatkan SDM Generasi Muda
"Kami memiliki potensi besar dalam produksi beras, namun tingginya harga beras saat ini membuat kami bertanya-tanya. Bulog sudah melakukan upaya untuk menjaga harga, namun mungkin diperlukan langkah lebih lanjut untuk mengatasi masalah ini," tambah Gubernur. (wij).
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News