Mahasiswi UINFAS Bengkulu Raih Juara Pertama Lomba Pidato Pengutamaan Bahasa Negara Tingkat Perguruan Tinggi
Maiya Linda Sari, mahasiswi Tadris Bahasa Inggris semester 5 di UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu--
RADAR BENGKULU — Maiya Linda Sari, mahasiswi Tadris Bahasa Inggris semester 5 di UIN Fatmawati Sukarno (UINFAS) Bengkulu berhasil meraih juara pertama dalam Lomba Parade Pidato Pengutamaan Bahasa Negara Tingkat Perguruan Tinggi yang diadakan dalam rangka Selebrasi Krida Duta Bahasa Provinsi Bengkulu 2024 yang digelar di Hotel Nala Sea Side Bengkulu, 31 Oktober 2024. Acara yang diadakan Balai Bahasa Provinsi Bengkulu ini mengundang antusiasme para peserta dari berbagai daerah di Provinsi Bengkulu.
Dalam lomba ini Maiya mengangkat tema "Pentingnya Keseimbangan Antara Ilmu dan Adab"dalam pidatonya. Ia merasa bahwa isu ini sangat relevan di tengah kondisi Indonesia saat ini. Dimana kecerdasan seringkali tidak diiringi dengan adab dan budi pekerti yang baik.
"Di Indonesia, banyak orang yang cerdas, namun tidak menyeimbangkan kecerdasan tersebut dengan adab yang baik. Contoh nyata adalah semakin banyaknya jumlah koruptor di negara ini," ujar Maiya kepada RADAR BENGKULU.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa keseimbangan antara ilmu dan adab sangat krusial untuk membentuk generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berakhlak mulia.
BACA JUGA:Sambut Hari Pahlawan Nasional 2024, Pemkab Bengkulu Utara Gelar Rapat Persiapan
BACA JUGA:Program Beasiswa LPDP Masih Tetap Digulirkan
"Di lingkungan pendidikan formal, kita sering melihat murid yang cerdas namun tidak memiliki adab yang baik kepada gurunya. Ini adalah masalah yang perlu kita antisipasi agar Indonesia bisa maju di masa depan," ujar Maiya yang berhasil mengantongi uang Rp 1.500.000 atas prestasi yang diraihnya itu.
Proses persiapan menghadapi lomba tidak mudah bagi Maiya. Ia mengakui bahwa tantangan terbesarnya adalah mengatur waktu antara kuliah, magang, pekerjaan, organisasi, dan persiapan lomba.
"Saya benar-benar harus mampu membagi waktu dengan seefisien mungkin. Bahkan, di awal, saya sempat merasa ragu apakah saya bisa tampil sebaik mungkin karena persiapannya tidak seoptimal yang diharapkan," jelasnya.
Meski demikian, semangat dan kepercayaan dirinya kembali ketika naik ke panggung. "Ketika saya mulai berbicara, tiba-tiba rasa percaya diri itu meningkat. Saya merasa yakin dengan sepenuh hati," kenang Maiya.
Sebelum hari kompetisi, Maiya dan peserta lainnya telah mengikuti lima kali sesi pembekalan. Satu diantaranya secara offline dan empat kali online.
BACA JUGA:Maju Bersama Indonesia Raya, UINFAS Bengkulu Mengadakan Upacara Sumpah Pemuda
"Kami diajarkan bagaimana cara menulis naskah pidato yang baik, cara mendemonstrasikannya, dan memanfaatkan setiap sesi pembekalan dengan sungguh-sungguh," ujarnya.