Kereta Gantung DISUKA Diyakini Bisa Angkat Pariwisata Bengkulu
Pasangan calon walikota Bengkulu, Dani Hamdani-Sukatno-Ist-
RADAR BENGKULU - Rencana pembangunan kereta gantung yang diusung oleh pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu nomor urut 1, Dani Hamdani dan Sukatno, yang dikenal dengan singkatan DISUKA, tengah menjadi sorotan dan mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan.
Salah satu dukungan datang dari pengamat perkotaan, Dr. Ir. H. Herawansyah, yang menyebut proyek ini realistis dan berpotensi besar memajukan Kota Bengkulu.
Menurut Herawansyah, pembangunan kereta gantung ini bukan hanya sekadar infrastruktur baru, tetapi juga solusi strategis untuk memajukan ekonomi dan pariwisata daerah.
“Jika proyek ini terealisasi, Kota Bengkulu bukan hanya akan berkembang secara ekonomi, tetapi juga dikenal luas di tingkat nasional dan internasional,” ungkapnya saat dihubungi RADAR BENGKULU, Selasa, 5 November 2024.
Herawansyah menunjukkan optimismenya dengan membandingkan rencana ini dengan pengalaman negara lain. Ia mencontohkan kesuksesan Genting Highland di Malaysia, dimana kereta gantung mereka mampu menarik jutaan wisatawan dari mancanegara setiap tahun. Menurutnya, hal serupa bisa diwujudkan di Bengkulu, yang memiliki potensi wisata menarik seperti Pantai Panjang dan Benteng Marlborough.
BACA JUGA:PMJB Dukung Penuh Pasangan Rohidin-Meriani di Pilgub Bengkulu 2024
BACA JUGA:Ketua DPRD Bengkulu Terapkan Aturan Baru, Masuk Gedung Dewan Kini Dibatasi Semua
“Kota Bengkulu memiliki daya tarik alam dan sejarah yang unik. Dengan adanya kereta gantung, wisatawan dapat menikmati pemandangan yang mempesona dari ketinggian. Mereka bisa melihat pantai dan benteng bersejarah peninggalan Inggris yang memukau, dan ini merupakan pengalaman yang tidak ada di kota lain di Indonesia,” lanjutnya.
Herawansyah memperkirakan bahwa pembangunan kereta gantung ini membutuhkan anggaran sekitar Rp 50 miliar untuk jalur sepanjang 1 kilometer. Anggaran sebesar itu, menurutnya, cukup realistis untuk tahap awal, terutama jika pembangunannya dilakukan secara bertahap.
“Dengan skema bertahap, DISUKA dapat mengatur penganggaran lebih mudah dan mengurangi risiko teknis di awal pembangunan. Sebagai tahap awal, bisa dimulai dengan jalur sekitar 500 meter dulu, baru kemudian ditambah panjangnya jika proyek ini sudah menunjukkan hasil yang positif,” sarannya.
Ia juga menekankan pentingnya melibatkan konsultan profesional dalam proses perencanaan dan konstruksi. Kondisi geografis yang dekat dengan pantai di wilayah Sumatera Barat, menurutnya, menimbulkan tantangan tersendiri, terutama karena kadar garam di udara dapat mempengaruhi ketahanan material konstruksi.
BACA JUGA:Dani-Sukatno Janji Tindak Tegas Fee Proyek dengan Regulasi dan E-Katalog
BACA JUGA:Dani Hamdani- Sukatno Akan Usung Wisata Kota Bengkulu Untuk Go Internasional
“Jika sejak awal perencanaan sudah dilakukan dengan matang dan melibatkan konsultan yang berpengalaman, biaya perawatan jangka panjang bisa ditekan. Sebaiknya studi kelayakan dilakukan dengan komprehensif agar tidak ada kendala berarti di masa depan,” tambahnya.