Makan Santri

Seno Agritinus Malvin-RADAR BENGKULU-

Oleh: Seno A.M

Hari Selasa, 22 Oktober 2024, Santri-santri dan masyarakat Pondok Pesantren sedang berbahagia merayakan Hari Santri Nasional. Ini tahun kesepuluh Hari Santri dirayakan. Pertama kali dimulai tahun 2015 lalu. 

Dalam kesempatan ini, saya mau mengucapkan "Selamat Hari Santri tahun 2024". 

Saya juga dulu pernah nyantri di salah satu pondok pesantren di Bogor Jawa Barat. Tingkat Tsanawiyah, masuk tahun 2000 sampai 2003. 

Tingkat SMA, pernah lanjut di salah satu Pondok Pesantren di Bengkulu. Cuma bertahan sekitar dua bulan. 

Gak kuat sama menu makan, tempat tidur, dan tempat mandi. Sempat tumbang, sakit, dan akhirnya memutuskan cabut. Lanjut sekolah SMA umum. 

Di era rentang waktu tahun 2000 hingga 2004, saya melihat, makan masih menjadi persoalan bagi santri di beberapa pondok pesantren. 

Sekitar tahun 2003, waktu itu saya mondok di Ponpes di Bengkulu, saya meragukan gizi menu makan yang diberi. 

 

Nasi, satu mangkok kecil seperti sering kita lihat di warung-warung pecel lele. Sering kami jumpai lauk/gulainya hanya terong bulat yang dipoteng setengah + 1 ekor ikan teri sebesar kelingking anak-anak. Menu itu dibuat gulai kuah santan cair. 

Dapat sambal telur bulat itu sudah tergolong mewah. Akhirnya banyak santri mengandalkan jajan di luar pondok. 

Memang sih, bayaran bulanan di Ponpes itu tidak terlalu mahal. Barangkali menyesuaikan dengan uang bulanan. 

Kembali mundur kebelakang. Sewaktu masih mondok di Bogor, saya juga sering keliling ke Ponpes-Ponpes di Jawa Barat. Tak sedikit saya temukan, menu makan santri mengkhatirkan. 

Saya sedikit lebih beruntung. Pondok pesantren di Bogor tempat saya mondok, menu makanya tebilang mewah. Untuk ukuran santri kala itu. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan