6 Mitos dan Fakta Seputar Veganisme: Memahami Gaya Hidup Berbasis Nabati
Dalam beberapa tahun terakhir, veganisme semakin populer di seluruh dunia. Banyak orang beralih ke pola makan berbasis nabati karena alasan kesehatan, lingkunga-poto ilustrasi-
radarbengkulu.bacakoran.co - Dalam beberapa tahun terakhir, veganisme semakin populer di seluruh dunia. Banyak orang beralih ke pola makan berbasis nabati karena alasan kesehatan, lingkungan, dan etika.
Namun, seiring dengan meningkatnya minat ini, banyak mitos dan kesalahpahaman tentang veganisme yang beredar di masyarakat.
Artikel ini akan membahas beberapa mitos umum dan fakta yang mendasarinya untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang gaya hidup vegan.
Dilansir dari Healthline dan The Vegan Society, berikut 6 mitos dan fakta seputar veganisme untuk memahami gaya hidup berbasis nabati.
Mitos 1: Vegan Tidak Mendapatkan Cukup Protein
Fakta: Banyak orang percaya bahwa diet vegan tidak dapat memenuhi kebutuhan protein yang cukup. Namun, ada banyak sumber protein nabati yang kaya, seperti kacang-kacangan, biji-bijian, lentil, dan produk kedelai seperti tahu dan tempe.
Menurut penelitian dari Harvard Health, orang dewasa yang menjalani diet seimbang dengan bahan nabati dapat memenuhi kebutuhan protein harian mereka tanpa masalah.
BACA JUGA:3 Resep Makanan Vegetarian yang Enak dan Gak Ngebosenin, Gampang Ditiru Kok
BACA JUGA:6 Resep Vegetarian Lezat dan Mudah Untuk Ibu Hamil
Mitos 2: Vegan Selalu Sehat
Fakta: Meskipun banyak vegan yang mengonsumsi makanan sehat, menjadi vegan tidak otomatis menjamin kesehatan yang baik. Banyak produk olahan berbasis nabati, seperti burger nabati dan makanan ringan, bisa tinggi gula, garam, dan lemak tidak sehat.