Menurun, Kemampuan Baca Huruf Braille Anak Tunanetra Indonesia
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) mengalihwahanakan 100 judul buku bacaan bermutu dari buku cerita bergambar menjadi buku braille--Istimewa--
Fauzi menilai, pengujian buku braille dimulai dari hal yang terlihat sederhana. Yaitu, dari bagian depan, isi, hingga penutup.
Menurutnya, di samping isi buku juga penting untuk mengetahui judul, penulis, ilustrator, penyunting atau editor, penerbit, serta tahun terbit agar memiliki gambaran utuh buku tersebut.
Dalam menguji buku braille ini, Fauzi mendasarkan pada pemenuhan standar huruf Braille, yaitu ketimbulan huruf (kesesuaian enam titik simbol Braille), kesesuaian tatak dan penulisan informasi pada sampul dan isi buku, pencarian ada-tidaknya salah tik, kesesuaian deskripsi ilustrasi dalam menggambarkan isi cerita, serta kualitas dumi buku.
“Hasil yang diharapkan melalui kegiatan ini adalah penilaian dan masukan terhadap buku Braille yang diujikan sehingga bahan bacaan tersebut sesuai dengan Sistem Simbol Braille (SSB) Indonesia, ramah keterbacaan terhadap kawan netra, serta mampu meningkatkan kemampuan literasi teman-teman netra,” tuturnya.(**)
BACA JUGA:Pembagian Bendera Wujud Nyata dan Komitmen Menjaga dan Memperkuat Rasa Cinta Tanah Air
BACA JUGA:Indahnya Wisata Pantai Pasar Bawah Bengkulu Selatan yang Sangat Layak Dikunjungi