PTBI 2023, Bahas Strategi Memperkuat Kebijakan untuk Kebangkitan Ekonomi
Strategi Memperkuat Kebijakan untuk Kebangkitan Ekonom--
RADAR BENGKULU - Akselerasi rancangan pertumbuhan ekonomi dibahas Bank Indonesia bersama stake holder. Selain itu juga dalam PTBI 2023 dibahas strategi memperkuat sinergi kebijakan untuk ketahanan dan kebangkitan ekonomi nasional.
Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) merupakan agenda high level event (HLE) Bank Indonesia yang diselenggarakan rutin dengan agenda utamanya yakni penyampaian pandangan Bank Indonesia mengenai kondisi perekonomian nasional, tantangan yang dihadapi dan arah kebijakan Bank Indonesia ke depan, serta arahan Presiden Republik Indonesia mengenai kebijakan Pemerintah.
PTBI 2023 diselenggarakan secara serentak (hybric) pada Rabu (29/11) mengangkat tema "Sinergi Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Ekonomi Nasiona!."
Deputi Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, D.Aditya, menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu pada akhir tahun 2023 diprakirakan masih sedikit melambat di kisaran 3.49%, 4.29% (yoy), turun dari 4.31 % (yoy) pada tahun 2022. Faktor seperti respons pelaku usaha yang wait and see, konsumsi rumah tangga yang tertahan, dan penurunan ekspor komoditas utama menjadi penyebab utama perlambatan ini.
BACA JUGA:Sukses, Desa Urai Jadi Tuan Rumah Peringatan Harkanas ke 10 Bengkulu Utara
Namun, sektor konsumsi pemerintah, LNPRT, dan eksternal masih mendorong pertumbuhan. Perlambatan juga terlihat di sektor pertanian, pengolahan, transportasi, pergudangan, dan perdagangan karena berbagai faktor eksternal.
Sementara untuk tahun 2024, diprediksi terjadi akselerasi pertumbuhan ekonomi, terutama didorong oleh momen Pemilu yang mendorong peningkatan konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah.
Perlambatan komponen PMTB atau investasi dikarenakan sikap wait and see dari investor juga diprakirakan masih menjadi faktor penahan pertumbuhan ekonomi tahun 2024. Sedangkan pada beberapa sektor utama seperti pertanian, kehutanan, perikanan, dan perdagangan diprakirakan tumbuh akseleratif. Ini didorong oleh peningkatan harga komoditas sawit, hasil replanting kelapa sawit, dan prospek tingginya produksi pertanian nasional.
BACA JUGA: PT Jasa Raharja Bengkulu Ajak Guru SMAN 7 Kota Peduli Siswa
Meski demikian, fenomena El Nino masih menjadi potensi downside bagi pertumbuhan sektor pertanian. Perdagangan juga diantisipasi tumbuh seiring dengan meningkatnya volume perdagangan. Terutama pada komoditas tekstil, pakaian, dan makanan selama periode Pemilu.
Dari sisi pengendalian inflasi, inflasi Kota Bengkulu tahun 2023 diprediksi melambat menuju target inflasi nasional 3+1%. Faktor seperti peningkatan produksi pangan di daerah nonsentra dan efek penyesuaian harga BBM menjadi penyebab utama perlambatan ini.
Program GNPIP dan TPID di Provinsi Bengkulu diharapkan dapat menurunkan inflasi bahan makanan. TPID Provinsi Bengkulu berupaya menjaga inflasi tetap rendah melalui kerangka 4K: Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif.
Risiko geopolitik, kondisi cuaca, dan program TPD serta GNPIP menjadi fokus utama dalam menurunkan inflasi. Di tengah tantangan ekonomi, sinergi dan kerjasama antar stakeholder menjadi kunci untuk menjaga optimisme pemulihan ekonomi.
Langkah-langkah kebijakan diantaranya optimalisasi belanja daerah, koordinasi kebijakan antara pemerintah pusat, daerah, dan mitra strategis, serta peningkatan reformasi struktural untuk meningkatkan daya saing ekonomi daerah. Semoga langkah-langkah ini membawa manfaat bagi Provinsi Bengkulu ke depan.