Pemerintah Harus Ambil Langkah Kongrit Tuntaskan Masalah Pendidikan di Desa Tertinggal

Dempo Xler: Temuan Mahasiswa dan Dosen FKIP UNIB banyak Masalah Pendidikan di 10 Desa Tertinggal Provinsi Bengkulu 

RADAR BENGKULU - Ketua Komisi I DPRD Provinsi Bengkulu, Dempo Xler, S.Ip, MAP, menyoroti kondisi pendidikan di desa-desa tertinggal di Provinsi Bengkulu. Hal ini mengemuka dalam sebuah diskusi publik yang diselenggarakan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Bengkulu pada Minggu (12/11). Dalam diskusi tersebut, Dempo Xler mengungkapkan bahwa pemerintah perlu mengambil langkah konkret untuk meningkatkan kondisi pendidikan di daerah-daerah tertinggal di Provinsi Bengkulu.

 

Menurut Dempo, temuan yang diungkapkan oleh mahasiswa FKIP UNIB terkait kondisi pendidikan di desa-desa tertinggal harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah.

 

"Temuan itu harus menjadi bahan evaluasi dan perbaikan bagi pemerintah daerah dan pusat," ujarnya.

 

Dari hasil pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa dan dosen FKIP UNIB di 10 desa tertinggal di Provinsi Bengkulu, terungkap bahwa masih banyak permasalahan yang perlu segera diatasi. Beberapa masalah yang mencuat antara lain adalah anak-anak yang harus menempuh jarak jauh untuk sekolah, kehadiran guru yang tidak rutin, infrastruktur sekolah yang tidak lengkap, dan rendahnya minat masyarakat terhadap beberapa sekolah akibat kualitas yang rendah.

BACA JUGA:Revolusi Manajemen ASN Berdasarkan Kualifikasi, Kompetensi Basis Kinerja

BACA JUGA:Musim Hujan Tiba, Petani Sawah Kembali Bergairah

BACA JUGA:Meriahkan HUT ke 55 Pemprov Bengkulu Gelar Bakti Sosial

BACA JUGA:Kunjungi Malin Deman, Tim Gabungan Rencanakan Pengamanan yang Tepat

 

"Kondisi ini memperlihatkan bahwa kebijakan pendidikan belum merata dan belum menyentuh kebutuhan masyarakat secara maksimal," tegas Dempo. Oleh karena itu, ia menekankan perlunya langkah-langkah konkret, seperti peningkatan anggaran pendidikan, pelatihan untuk guru, dan peningkatan kualitas infrastruktur sekolah.