BKKBN Dorong Masyarakat Berkolaborasi Turunkan Stunting

--

 

RADAR BENGKULU  - Saat ini kasus stunting terus menjadi perhatian serius. Karena, stunting merupakan masalah kritis yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Kasus ini menuntut adanya pendekatan komprehensif melibatkan berbagai pihak. 

 

Oleh karena itu, seperti dikutip dari laman radarbengkulu.disway.id, Deputi Bidang Pengendalian Penduduk, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Bonivasius Prasetya Ichtiarto, masyarakat  perlu berkolabrasi guna memastikan penurunan stunting 5,6 persen pertahun. Agar, Indonesia mencapai target prevalensi stunting 14 persen tahun 2024.

BACA JUGA:DPRD BU Mendukung, 219 Kepala Desa Ujung Tombak dalam Pembangunan

 

Pria akrab disapa Boni ini menjelaskan, Indonesia telah mencapai kemajuan besar. Antara lain, penurunan angka kemiskinan dan gizi buruk pada anak. Serta peningkatan akses terhadap pekerjaan penuh dan perlindungan sosial.

 

Untuk diketahui, kata pria lulusan Institute of Technology Jepang ini, bahwa stunting adalah urusan bangsa dan bersama-sama untuk dipecahkan. Misalnya, salah satu terobosan yang dilakukan Indonesia sehingga kemajuan tercapai adalah dengan mengembangkan Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB). Melalui Kampung KB Indonesia diantaranya berhasil mengurangi prevalensi stunting, menurunkan angka kematian, meningkatkan layanan kesehatan seksual dan reproduksi. 

BACA JUGA:Tahun 2024, Bupati Mian Targetkan Penurunan Stunting ke Angka 14%

 

‘’Termasuk meningkatkan angka prevalensi kontrasepsi, menurunkan kebutuhan KB yang tidak terpenuhi, meningkatkan kesehatan ibu, dan menurunkan angka kesuburan remaja," kata mantan Direktur Penyerasian Pembangunan Sosial Budaya dan Kelembagaan Daerah Tertinggal, Kemendes PDTT, saat menerima Disway.id Group, di Jakarta (20/11/2023).

 

Di samping itu, pemerintah melakukan segala cara untuk menurunkan angka stunting itu melalui alokasi pendanaan sebesar Rp 44 triliun. Dengan rincian Rp 34 triliun melalui program pemerintah pusat. Sisanya Rp 10 triliun melalui program pemerintah daerah. 

 

Agenda stunting sudah tidak bergeser dari 10 agenda nasional. Baik tahun ini dan tahun sebelumnya. Oleh karena itu, inilah kesempatan yang baik bagi media untuk mengeksplorasi terkait stunting di Indonesia," kata Bonivasius.

BACA JUGA:Penting, Dibuat Rencana Strategis Intervensi Pencegahan Stunting

 

Lebih lanjut ia  berpesan, bahwa ruang stunting terbuka lebar bagi media  untuk melakukan eksplorasi, mengunjungi wilayah-wilayah yang masih banyak kasus stunting. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan