Warga Kota Mukomuko Nyaris Ribut Gara-Gara Penutupan Jalan

Agustian pihak pemilik lahan menjelaskan kronologis kepada pihak kemanan.-Seno/RADAR BENGKULU-

RADAR BENGKULU, MUKOMUKO - Sejumlah warga Dusun 2, Desa Ujung Padang, Kota Mukomuko melakukan aksi penutupan jalan gang yang disebut dibangun melalui program PNPM beberapa tahun lalu, pada Sabtu sore 9 Maret 2024. 

Warga lain yang merasa tidak terima dengan aksi penutupan jalan itu, datang ke lokasi dan langsung protes. 

Ia menjelaskan kepada aparat keamanan yang berada dilokasi maupun aparat desa, kalau jalan yang ditutup oleh warga berada di lahan milik keluarganya. Dan pihak keluarganya belum pernah menghibahkan lahan kepada pemerintah desa untuk pembangunan jalan. 

Tidak hanya itu, warga yang diketahui bernama Agustian itu sempat menantang warga yang melakukan penutupan jalan. Bahkan ia telah melepas kaos lengan panjang warna biru langit yang ia kenakan sebelumnya.

"Siapo yang jantan warga dusun 2? Sini (siapa yang laki-laki warga dusun 2? Ke sini)," sebut Agustian bernada menantang sembari melepas baju kaos yang ia kenakan. 

Beruntung tidak ada warga yang menjawab tantangan tersebut, sehingga keributan tidak terjadi. 

Pagar jalan yang sebelumnya sudah terpasang nyaris 50 persen akhirnya dibongkar oleh Agustian dan keluarganya yang lain. 

Warga melakukan penutupan jalan tepatnya di jembatan penyeberangan yang disebut dibangun melalui program PNPM itu dipemicu, karena Agustian atas nama keluarga besar Murni melakukan pemagaran lebih dulu di ujung atau sisi jalan yang mengarah ke pemukiman warga dusun 2 Desa Ujung Padang. 

BACA JUGA:DBD Mengganas, Pemdes Urai Lakukan Fogging

BACA JUGA:Peserta Pemilu Bengkulu Menantikan Hasil Penetapan Terakhir KPU RI, Dua Incumbent Bertahan di Senayan

Akibat pemagaran yang dilakukan oleh keluarga Agustian atas nama keluarga besar Murni itu, warga tidak bisa melewati jalan yang disebut dibangun melalui program PNPM sekitar 9 tahun silam. 

Agustian ketika dikonfirmasi menjelaskan, pihak keluarganya menutup jalan yang dulu menjadi akses warga, karena merasa sakit hati dengan salah seorang warga berinisial PS. 

Pihak keluarga hanya meminta kepada warga berinisial PS meminta maaf secara terbuka kepada pihak keluarga Murni, Jidin, dan Agustian. Barulah mereka membuka pagar yang mereka pasang menutupi jalan. 

"Ini soal harga diri. Kami sakit hati dengan PS atas omongan kurang mengenakan dengan Kalak saja Jidin. Kami juga disebut-sebut di Facebook. Bagi keluarga kami harga diri nomor satu. Minta maaf dulu pagar kami buka. Simpel sebenarnya masalah ini," beber Agustian. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan