Faktor Naiknya Harga Beras

Sekretaris Daerah BS Sukarni Dunip. M.Si--

RADAR BENGKULU, MANNA -  Ada kegiatan rutinitas yang harus dilakukan oleh setiap daerah. Hal ini untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat terkait urusan wajib non dasar penyediaan pangan. 

Adapun beberapa faktor yang menyebabkan harga beras bisa melonjak tinggi bukan tanpa alasan secara tiba - tiba.

Berbeda hal dengan naiknya harga komunitas tanaman lain seperti cabe karena kenaikan beras ini masih dalam koridor Fantastis karena  beras termasuk produk yang dikendalikan.

Sekretaris Daerah Sukarni Dunip,M.Si mengatakan,Pemerintah Daerah terus saja berusaha bagaimana caranya untuk menstabilkan harga pangan dan kebutuhan pokok lainnya. Tetapi dengan kondisi yang terjadi dalam setahun belakang pada musim kemarau sampai akhir Desember tahun lalu. Hal itu tentu tidak bisa dielakkan lagi terjadilah  kenaikan harga beras.

"Adapun faktor kenaikan harga beras terkait dengan ketersediaan lahan yang dalam satu tahun kemarau kita tidak bisa melakukan pengolahan lahan secara maksimal. Sehingga tidak memproduksi secara maksimal yang biasanya kita menghasilkan produksi sampai 60.000 ribu ton gabah saat ini hanya seperlima  gabah sedangkan permintaan konsumen tetap stabil,"papar Sukarni diruangnnya Jum'at(08/03).

Bahkan ada juga, disebabkan karena banyaknya tanaman padi yang gagal panen, sedangkan stok yang dimiliki terus digunakan untuk menutupi kekurangan hasil panen sehingga tidak heran petanipun saat ini mau membeli beras murah yang disediakan oleh Pemerintah.

Dengan kondisi seperti itu Pemerintahpun mau tidak mau harus menyediakan kebutuhan pokok beras murah. Walupun itu Haris mengimpor dari luar. Untuk tetap menstabilkan harga beras. Bahkan ada juga faktornya dari hasil penelitian bahwa masyarakat memang sudah terbiasa mengkonsumsi beras dalam jumlah yang beras setiap harinya.

BACA JUGA:Kades dan Perangkat Desa Berkesempatan Kuliah Gratis

BACA JUGA:Debit Sungai Manjuto Kabupaten Mukomuko Mengerikan

Sedangkan kalau dari ilmu kesehatan terkait paham gizi,beras bukanlah kebutuhan pokok satu - satunya yang bisa dikonsumsi oleh masyarakat. Masih banyak contoh seperti menkonsumsi ubi jalar, jagung dan lainnya.

Bahkan kalau dilihat dari kehidupan masyarakat diluar sana,mereka bisa menkonsumsi gandum untuk makanan sehari - harinya.

"Untuk menyediakan normalnya kembali kebutuhan pokok dalam penyediaan produksi beras, maka kita  harus bekerja secara fisik,dengan masuk pada musim penghujan percepatan tanam harus kita lakukan segera. Optimalisasi alat pertanian, penyediaan benih berkualitas, tetapi dengan keadaan seperti ini juga pasti ada yang diuntungkan yaitu petani padi,"pungkas Sukarni.(afa) 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan