Kholilullah (Kekasih Allah)
M. Sururi, M.H.I--
2.Saya tidak pernah gundah terhadap apa-apa yang telah ditangung oleh Allah untukku
Nabi Ibrahim AS tidak pernah merasa khawatir dengan apa-apa yang telah menjadi tanggungan Allah SWT. Seperti perihal rezeki. Qur’an Surah Hud menyinggung perihal hal tersebut dalam ayat 6, “Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalah Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).”
Itulah mengapa Nabi Ibrahim AS tidak pernah sedikitpun mengkhawatirkan apa-apa yang sudah menjadi tanggungan Allah SWT, karena Nabi Ibrahim meyakini rezeki itu sudah ada takaran dan jatahnya tersendiri dari Allah SWT. Manusia hanya ditugaskan untuk berikhtiar.
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung.” (Q.S. Al-Jum’ah: 10).
3. Saya tidak pernah makan malam maupun makan siang melainkan bersama tamu.
Nabi Ibrahim alaihissalam tidak pernah makan pagi atau malam kecuali ditemani tamu. Bahkan ia akan berjalan mencari seseorang untuk diajak makan bersama jika tidak ada tamu. Kebiasaan mulia ini juga yang membuatnya dijuluki "Abu ad-Duyuf" atau bapaknya para tamu. Diterangkan juga bahwa Nabi Ibrahim Alaihissalam sering mengadakan perjalanan sejauh 1,5 kilometer sampai tiga kilometer. Tujuannya hanya untuk mencari orang yang bisa diajak makan bersama di rumahnya.
Nabi Muhammad SAW bersabda, "Tiga golongan berada dalam naungan Allah di bawah Arsy-Nya pada hari tidak ada lagi naungan, kecuali naungan-Nya, yaitu orang yang tetap berwudhu meskipun dalam keadaan dingin, orang yang tetap pergi ke masjid meskipun dalam keadaan gelap, dan orang yang memberi makan kepada orang yang lapar."