Festival Tabut 2025 Resmi Dibuka, Bengkulu Tampilkan Wajah Baru Budaya dan Ekonomi Rakyat

Pembukaan Festival Tabut 2025--
“Tabut ini bukan sekadar agenda budaya, tapi perekat silaturahmi dan penggerak ekonomi rakyat. Kita ingin setiap kabupaten juga punya festival semacam ini. Budaya kita kaya, tinggal dikemas dan dihidupkan,” ujarnya.
Di sela-sela pidatonya, Helmi juga menyinggung sejumlah agenda besar pembangunan, seperti percepatan pengerukan pelabuhan untuk mendukung aksesibilitas Pulau Enggano. “Kita ingin masyarakat Enggano bisa tumbuh setara, maka kita percepat infrastruktur logistiknya,” ujarnya.
Tak hanya infrastruktur fisik, Helmi juga menyoroti aspek sosial. Ia menyampaikan bahwa Pemprov Bengkulu akan terus memperluas program orang tua asuh untuk anak yatim piatu, agar pendidikan mereka tidak terputus.
“Anak-anak yatim harus jadi perhatian kita semua. Mereka tanggung jawab bersama. Maka kita bantu agar mereka bisa tamat SMA, Bahkan kalau perlu hingga kuliah. Ini bentuk kehadiran negara untuk mereka,” tegas Helmi, disambut tepuk tangan hadirin.
Festival Tabut 2025 benar-benar tampil beda: lebih megah, lebih inklusif, dan lebih berdampak. Bengkulu tak hanya memamerkan budaya, tetapi juga membuktikan bahwa budaya bisa menjadi motor ekonomi dan sosial masyarakat.
Di tengah sorotan lampu dan alunan musik tradisional, satu pesan Helmi Hasan menggema paling kuat malam itu: “Jangan biarkan festival ini jadi seremoni kosong. Jadikan ini semangat kebangkitan Bengkulu,” tutur Helmi Hasan.