Bupati Asuh Pohon, Warga Tepi Hutan Dapat Harapan Baru

Bupati Asuh Pohon, Warga Tepi Hutan Dapat Harapan Baru--
RADAR BENGKULU – Sebuah senyum lebar merekah di wajah Renaldi, Ketua Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Lemo Nakai, Desa Batu Raja R, Kabupaten Bengkulu Utara. Rabu pagi (11/6), di tengah kabut lembut kaki bukit dan desiran angin hutan, ia menerima dana pengasuhan pohon sebesar Rp 16 juta dari Bupati Bengkulu Utara, Arie Septia Adinata.
Dana itu diberikan sebagai bentuk komitmen dalam program Pohon Asuh—inisiatif pelestarian lingkungan yang mulai berakar kuat di tanah Rafflesia.
"Ndak nyangka, Pak Bupati mau datang langsung ke desa kami yang jauh ini. Kami bangga, beliau sudah menjadi pengasuh pohon di hutan desa," kata Renaldi sambil menunjuk hutan Lemo Nakai yang luasnya lebih dari 1.000 hektare.
Lemo Nakai, yang berarti "Lima Terjun", bukan sekadar hutan. Ia adalah napas kehidupan ratusan warga Desa Batu Raja R yang menggantungkan hidup dari hasil hutan dan kebun. Lewat skema Hutan Desa, masyarakat diberi hak kelola, bukan hanya untuk menjaga, tapi juga menghidupi diri lewat pemanfaatan hutan secara berkelanjutan.
Kini, lewat Program Pohon Asuh, masyarakat bukan hanya jadi penjaga, tapi juga penerima manfaat. Masyarakat bisa mendapat insentif dari donatur yang bersedia “mengadopsi” pohon secara simbolis—sebuah bentuk dukungan terhadap kelestarian dan pemberdayaan.
BACA JUGA:Pemdes Sekiau Salurkan BLT DD Januari-Juni, Sekaligus Lakukan Titik Nol Pembangunan
Dalam acara bertajuk Merajut Kolaborasi Para Pihak untuk Perhutanan Sosial, Bupati Arie hadir bersama jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten, Dinas LHK Provinsi Bengkulu, serta perwakilan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI. Bahkan, Direktur Pengembangan Usaha Perhutanan Sosial (PUPS), Catur Endah Prasetiani, ikut hadir.
“Ini bukan sekadar tanam pohon, ini tanam harapan. Kita semua—dari desa hingga pusat—harus saling terhubung agar hutan tetap lestari dan masyarakat makin sejahtera,” tegas Bupati Arie, yang juga menjadi salah satu pengasuh pohon.
Tak hanya itu, rombongan bupati dan pejabat lain juga diajak turun langsung menanam bibit pohon. Kepala OPD pun didorong menjadi "ayah asuh" atau "ibu asuh" pohon-pohon yang ada di hutan desa tersebut. Semangatnya satu: menyatu dengan alam, dan tumbuh bersama masyarakat.
Dialog terbuka pun digelar bersama masyarakat, LPHD, dan Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS). Warga menyampaikan berbagai harapan. Dari permintaan patroli hutan yang lebih intensif, kebutuhan mesin jahit untuk KUPS Eco Print, hingga akses permodalan bagi petani kopi.
“Kami tidak hanya butuh dana, tapi juga ingin belajar terus. Jangan cepat puas, kopi kami bisa lebih baik,” ujar Syafi’i, Ketua KUPS Kopi Sako Lemo Nakai.
Catur Endah dari Kementerian LHK mengamini. “Pengetahuan itu pondasi. Kita harus bantu masyarakat terhubung dengan pelatihan dari BLK, pariwisata, sampai akses dana bergulir di pusat,” katanya. Ia juga menekankan pentingnya sinergi lintas sektor dan menyebut KKI Warsi sebagai mitra strategis yang konsisten mendampingi warga.
Menjahit Jalan, Bukan Hanya Aspal